Sabtu, 12 Juni 2010

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

KEGIATAN BELAJAR 1
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN KOMPONEN
INSTALASI LISTRIK

Lembar Informasi
Mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan komponen atau
bahan instalasi listrik merupakan pekerjaan yang mengacu pada hasil
dalam suatu perencanaan produk yang dihasilkan adalah gambar dan
analisa. Gambar adalah teknik yang diwujudkan dalam kesepakatan
simbol. Gambar dapat berupa gambar sket, gambar Perspektif, gambar
proyeksi, gambar denah serta gambar situasi. Sedangkan analisa adalah
seperangkat perhitungan yang berangkat dari perbandingan teknis. Jenis
analisa dapat berupa analisa daya listrik, analisa lingkungan/bangunan
sipil, analisa kebutuhan bahan/komponen instalasi serta uraian sebagai
pelengkap yang meliputi penjelasan tentang cara pemasangan
peralatan/bahan.
Gambar Rencana Instalasi Penerangan Rumah
Instalasi penerangan rumah yang terdiri dari 8 titik lampu dan 2
kotak kontak, denah rumah terdiri atas ruang tamu, ruang makan, 3 kamar
tidur, ruang dapur dan kamar mandi/WC. Saklar-saklar yang digunakan
terdiri dari 6 saklar tunggal untuk setiap lampu dan 1 saklar seri untuk 2
lampu yang terpasang di ruang tamu dan ruang teras depan, untuk lebih
jelasnya dapt dilihat pada Gambar 1 berikut ini.
1












375
375
375
R.Tidur R.Tidur
300
375
R.Tamu
150
WC
375
300
R.Makan Dapur
Gambar 1. Instalasi Penerangan Rumah
Dari Gambar 1 instalasi penerangan rumah diatas, pemasangan
segera dapat dilaksanakan setelah gambar rencana tersebut diajukan ke
PLN dan mendapat pengesahan. Untuk pemasangan instalasi listrik
tersebut dapat dilaksanakan oleh Instalatir atau Biro Teknik Listrik (BTL).
Disamping gambar rencana, seorang perencana Biro Teknik Listrik
atau Instalatir harus membuat analisis kebutuhan bahan -bahan instalasi
listrik yang diperlukan serta ongkos -ongkos lainnya yang nantinya akan
diajukan kepada konsumen (pelanggan)
Analisis Kebutuhan Bahan-Bahan Instalasi
Berdasarkan gambar denah rumah seperti pada Gambar 1, dapat
kita analisis kebutuhan bahan/komponen instalasi listrik antara lain :
1. 6 buah saklar tunggal, 1 buah saklar seri dan 2 buah kotak kontak.
2

2. Untuk 8 buah gantungan titik lampu diperlukan :
a. 8 buah roset.
b. 8 buah fitting.
c. 8 x 2 meter snoer pendel.
3. Saklar-saklar, kotak kontak dan roset harus dipasang pada kayu.
Jadi dibutuhkan 8 x 2 + 1 = 17 buah roset kayu.
4. Instalasi yang dipasang direncanakan sistem 1 fasa, 1 group maka
hanya dibutuhkan kotak sekering yang lengkap dari 6 Ampere.
5. Pipa PVC instalasi.
Pemasangan instalasi listrik denganpipa PVC, menurut peraturan
PUIL adalah pemasangan saklar pada dinding paling rendah 1,5
meter dari lantai, dengan demikian juga de ngan kotak kontak.
Sedangkan kotak sekering 1,7 meter dari lantai. Tinggi antara lantai
sampai plafon adalah 3,5 meter.
Jadi setiap saklar memerlukan pipa 3,5 – 1,5 = 2 meter, sehingga
untuk 6 buah saklar tunggal, 1 buah saklar seri, 2 buah kotak
kontak dan 2 buah kotak sekering dibutuhkan ( 6 + 1 + 2 + 1 ) x 2 m
= 20 m.
Pipa yang digunakan ukuran 5/8
Dalam perdagangan 1 batang
”.
pipa PVC panjangnya 4 m, sehingga diperlukan pipa PVC
sebanyak 20 : 4 = 5 batang.
6. Pada setiap ujung pipa harus dipasang
tule
, sehingga diperlukan
10 x 2 = 20
tule
.
7. 10 cm dari saklar, kotak kontak, kotak sekering harus dipasang
klem -klem. Satu batang pipa PVC memerlukan 4 klem, sehingga
dibutuhkan sebanyak 4 x 10 = 40 buah klem. Setiap klem
membutuhkan 2 buah sekrup, sehingga dibutuhkan sekrup
sebanyak 2 x 40 buah = 80 buah.
8. Menurut gambar rencana Gambar 1, dibutuhkan
percabangan/penyambungan sebanyak 16 percabangan, sehingga
dibutuhkan 16 kotak sambung.
3

9. Kabel penghantar yang diperlukan.
a. Kebel NYA, NYM biasanya dari tembaga berada dalam pipa
PVC. Untuk ini dihitung menurut panjangnya pipa PVC
ditambah untuk 10 cm pada sambungan-sambungan dari
saklar-saklar, kotak kontak dan kotak sekering.
Cara menghitung adalah sebagai berikut :
6 buah saklar = 6 x 2 x 2,1 m = 25,20 m
1 buah saklar seri = 1 x 3 x 2,1 m = 06,30 m
2 buah kotak kontak = 2 x 3 x 2,1 m = 12,60 m
1 kotak sekering = 1 x 2 x 2,1 m = 04,20 m +
Jumlah = 48,30 m
b. Menghitung kabel NYA, NYM yang dipasang diatas plafon
dengan mengukur panjang yang terdapat dalam gambar
menurut skala, ditambah dengan 10 cm pada
sambungan/percabangan. Dari pengukuran pada gambar
rencana dibutuhkan 77,50 m kabel NYA, NYM diatas plafon
dan ditambah dengan kabel-kabel yang ditarik dalam pipa :
77,50 + 48,30 = 125,80 m ditambah 10% menjadi 125,80 +
12,58 = 138,38 m
Dalam perdagangan 1 rol kabel NYA, NYM panjangnya 100
m, jadi untuk keperluan kabel tersebut dapat dibeli 1,5 rol
kabel NYA, masing masing untuk 1,5 rol warna merah, 1,5
rol warna hitam dan 1,5 rol kabel grounding (pentanahan)
warna bergaris hijau kuning.
4

Tabel 1. Estimasi Kebutuhan Bahan dan Harga.
Jumlah
No Nama Bahan Volume Satuan Harga
Satuan
Harga
1 Saklar tunggal Broco 6 buah Rp …… Rp ……
2 Saklar seri Broco 1 buah Rp …… Rp ……
3 Kotak kontak Broco 5 A, 250 V 2 buah Rp …… Rp ……
4 Kawat snoer 25 meter Rp …… Rp ……
5 Kotak sekering 1 fasa 1 group 1 buah Rp …… Rp ……
6 Pipa PVC 5/8
5 batang Rp …… Rp ……

7 Tule 20 buah Rp …… Rp ……
8 Klem Pipa PVC 5/8
80 buah Rp …… Rp ……

9 Las dop 20 dos Rp …… Rp ……
10 T-dos (smbungan) 18 buah Rp …… Rp ……
11 Sekrup kayu 4 dos Rp …… Rp ……
12 Kabel NYA/NYM 2 x 2,5 mm
2
a. merah 1,5 rol Rp …… Rp ……
b. hitam 1,5 rol Rp …… Rp ……
c. hijau kuning 1,5 rol Rp …… Rp ……
13 Biaya penyambungan 450 Rp …… Rp ……
Jumlah
Rp ……
Estimasi Tenaga Kerja dan Upah
Pemasangan instalasi listrik mengacu pada gambar rencana dan
dimana komponen/bahan-bahan akan dipasang. Pemasangan kabel listrik
dan pipa kabel dilakukan oleh tenaga kerja yang ahli dan dibantu oleh
tenaga pembantu. Untuk mengerjakan instalasi listrik tersebut diperlukan 2
orang tukang listrik dan 1 orang pelaksana selama 6 hari, dengan
perincian upah sebagai berikut :
1 orang pelaksana per hari = Rp…………; 6 hari = Rp……….
2 orang tukang listrik per hari = Rp…………; 6 hari = Rp……….+
Jumlah = Rp……….
5

Tabel 2. Format Analisis Pelaksanaan Pekerjaan
Harian/Mingguan
No Jenis Pekerjaan
I II II IV V VI
1
Memasang pipa PVC
2
Memasang kabel dalam pipa PVC
3
Memasang saklar dan kotak kontak
4
Memasang kotak sekering
5
Memasang lampu plafon dan lampu
gantung
6
Pemeriksaan dan pengujian hasil
pemasangan instalasi listrik
Biaya Perencanaan dan Adminitrasi
Ongkos perencanaan dan administrasi : Rp…………
Biaya tak terduga kira-kira 10 % : Rp…………
Keuntungan 8% -20% : Rp…………+
Jumlah : Rp…………
Lembar Latihan
Buatlah rencana anggaran biaya serta kebutuhan bahan instalasi
rumah/gedung seperti Gambar 2 meliputi :
a. Jumlah saklar
b. Jumlah stop kontak
c. Jumlah panjang kabel penghantar
d. Panel hubung bagi berikut isinya
e. Harga masing-masing kompo nen/bahan
f. Harga pemasangan pertitik
g. Biaya pelaksanaan pekerjaan
h. Biaya tenaga kerja dan upah
i. Biaya keseluruhan instalasi beserta jaringan instalasi listriknya.
6

13. 00
5. 00
4.00
4. 00
D apur
R . T i d u r
R. T i d u r
KM
R. Ta m u
R. Al a t
R . Ti d u r U ta m a
3.50
4.00
2. 50
Gambar 2. Denah Rumah Tinggal
7

KEGIATAN BELAJAR 2
ANALISIS KEBUTUHAN BAHAN DAN BIAYA
Lembar Informasi
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS/BESTEK)
Menganalisis kebutuhan bahan dan biaya instalasi listrik
penerangan rumah tinggal merupakan kegiatan seorang perencana untuk
menghitung unit komponen atau bahan instalasi, pemipaan,
pengkabelan,saklar dan kotak kontak serta papan hubung bagi dengan
gambar rencana.
Pekerjaan Listrik
Pekerjaan listrik dalam instalasi meliputi pengadaan, pemasangan
instalasi listrik dan daya, pengujian, pengesahan dari semua
peralatan/material atau pengadaan dan pemasan gan peralatan/material
yang menunjang/mendukung sehingga sistem instalasi akan bekerja
dengan baik. Sistem instalasi yang dimaksud meliputi :
1. Instalasi pentanahan.
2. Pengadaan dan pemasangan instalasi kabel feeder tegangan
rendah.
3. Pengadaan dan pemasangan insatalasi panel utama dan panel
cabang.
4. Pemasangan dan pengadaan kebel di dalam maupun di luar
gedung.
5. Pemasangan dan pengadaan instalasi penerangan dan tenaga,
termasuk fixture, saklar dan kotak kontak.
8

Penggunaan Material
Semua material/bahan yang digunakan/dipasang dari jenis material
yang berkualitas terbaik dalam keadaan baru (tidak dalam keadaan rusak
atau afkir). Sesuai dengan mutu dan standar yang berlaku, baik standar
nasional maupun internasional.
Analisis Biaya Instalasi
Analisis biaya instalasi meliputi bahan instalasi, upah tenaga kerja
dan biaya tak terduga dan keuntungan. Jumlah biaya instalasi listrik mahal
dan murahnya tergantung dari jenis bahan yang digunakan, jenis
pekerjaan, ketrampilan para tenaga kerja, dan alat-alat atau bahan yan g
digunakan.
Komponen atau Bahan
Kawat penghantar listrik yang dipergunakan adalah jenis kabel
NYA, NYM dan NYY untuk kabel pentanahan. Jumlah titik-titik penerangan
pada tiap -tiap ruang disesuaikan dengan kebutuhan intensitas
penerangan dalam ruangan yang diinginkan. Dalam perhitungan jumlah
titik lampu dalam suatu ruangan ada beberapa ketentuan yang perlu
diperhatikan antara lain :
1. Luas ruangan
2. Intensitas penerangan yang dibutuhkan
3. Tinggai bidang kerja
4. Tinggi plafon
5. Luminasi lampu yang dipancarakan
9

Lembar Kerja
Alat dan Bahan
1. Komputer dan plotter program AutoCAD ...................... 1 unit
2. Penghapus ................................ ................................ ..... 1 buah
3. Rapido 0,2, 0,4, dan 0.8 ................................ ................. 1 unit
4. Kertas gambar manila/kalkir A3 ................................ .... 1 lembar
5. Meja gambar ................................ ................................ .. 1 unit
6. Mal simbol-simbol elektroteknik................................ ..... 1 buah
7. Katalog fixture lampu ................................ ..................... 1 buah
8. Katalog kabel standar PLN dan SII ................................ 1 buah
9. Katalog harga MCB................................ ........................ 1 buah
10. Katalog saklar dan kotak kontak ................................ .... 1 buah
11. Katalog lampu Philips/merk lain ................................ .... 1 buah
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Gunakan peralatan praktek dengan hati -hati dan benar !
2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar
kegiatan belajar !
3. Hati-hati dalam melakukan praktik !
Langkah Kerja
1. Siapkanlah alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan !
2. Periksalah alat dan bahan sebelum digunakan dan pastikan semua
alat dan bahan dalam keadaan baik !
3. Bacalah gambar denah rumah tinggal sederhana seperti pada
contoh Gambar 3 dengan teliti !
4. Buatlah analisis kebutuhan bahan/komponen instalasi penerangan !
5. Hitunglah perkiraan kebutuhan jumlah titik lampu !
6. Hitunglah perkiraan kebutuhan jumlah saklar !
7. Hitunglah perkiraan kebutuhan jumlah kotak kontak !
8. Hitunglah perkiraan kebutuhan jumlah rol kabel !
10


Gambar 3. Denah Instalasi Listrik
Lembar Latihan
Buatlah denah instalasi gedung atau rumah bertingkat seperti pada
Gambar 4. Buatlah anggaran biaya serta kebutuhan bahan instalasi yang
meliputi :
a. Jumlah saklar
b. Jumlah stop kontak
c. Jumlah panjang kabel penghantar
d. Panel hubung bagi berikut isinya
e. Harga masing-masing komponen/bahan
f. Harga pemasangan pertitik
g. Biaya pelaksanaan pekerjaan
h. Biaya tenaga kerja dan upah
i. Biaya keseluruhan instalasi beserta jaringan instalasi listriknya
11


Gambar 4. Denah Rumah Tinggal
12























LEMBAR EVALUASI
Pertanyaan
Buatlah denah instalasi gedung atau rumah bertingkat seperti pada
Gambar 5. Buatlah anggaran biaya serta kebutuhan bahan instalasi yang
meliputi :
a. Jumlah saklar
b. Jumlah stop kontak
c. Jumlah panjang kabel penghantar
d. Panel hubung bagi berikut isinya
e. Harga masing-masing komponen/bahan
f. Harga pemasangan pertitik
g. Biaya pelaksanaan pekerjaan
h. Biaya tenaga kerja dan upah
i. Biaya keseluruhan instalasi beserta jaringan instalasi listriknya
500
375
375
R.Tidur
R.Tidur
300
375
375
R.Tamu
R.Tamu
WC
150
375
375
R.Makan Dapur
300
250
250
Gambar 5. Denah Rumah Tinggal
13

Kriteria Kelulusan
No Kriteria Skor
(1-10) Bobot Nilai Keterangan
1 Aspek Kognitif 2
2 Kebenaran
2
rangkaian
3
Langkah kerja dan
Syarat lulus :
kecepatan kerja 2
Nilai minimal 70
4
Perolehan data
analisis data dan
3
interpretasi
5 Keselamatan Kerja 1
Jumlah Nilai
14

DAFTAR PUSTAKA
P. Van Harten, E. Setiawan, 1998,
Instalasi Arus Kuat. Jilid I dan II
.
Penerbit Bina Cipta. Bandung.
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).
Penerbit Yayasan
PUIL. Jakarta.
Sudarto. 1987.
Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik
.
Penerbit Karya Remaja. Bandung.
15

KOMPNEN INSTALSI LISTRIK

job instalasi perumahan

LAPORAN PRAKTIKUM
INSTALASI PERUMAHAN

INSTALASI RUMAH TEMPAT TINGGAL






OLEH
MEDIA YULIANTON

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2010

I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat merencanakan perancangan instalasi rumah tempat tinggal
2. Mahasiswa dapat memasang instalasi rumah tempat tinggal

II. TEORI SINGKAT
Dalam merancang instalasi listrik bagi rumah tempat tinggal terdapat berbagai pemecahan. Oleh karena itu, seorang perancang dan pemasang harus memperhatikan beberapa pertimbangan untuk mencapai suatu rancangan yang paling memenuhi persyaratan dari pemilik bangunan atau pemesan.
Beberapa unsur pertimbangan:
1. Keselamatan dan pengamanan
Menurut tujuan utama PUIL 2000 dalam [1.1] ialah terselenggaranya dengan baik pengoperasian instalasi listrik terutama untuk mencegah bahaya listrik
Untuk mencapai tingkat keamanan, beberapa factor pendukung diantaranya adalah:
a. System pengamanan (proteksi)
b. System pembumian
c. Pelaksanaan pemasangan instalasi yang benar
d. Penggunaan komponen instalasi yang memenuhi standar dengan mutu
2. Keandalan
Seorang perancang harus mempertimbangkan apakah akan diperlukan perlengkapan cadangan tenaga darurat, menetapkan beban mana yang tidak boleh terputus sehingga membuat instalasi listrik lebih andal. Adanya gangguan harus dapat segera ditemukan dan diperbaiki.
3. Kapasitas Daya
Pada umumnya system tenaga harus mempunyai kapasitas daya yang dapat melayani beban yang terpasang ditambah dengan kapasitas cadangan untuk mengantisipasi pertumbuhan di hari depan


4. Biaya dan ekonomi
Biaya dari sistem instalasi merupakan presentasi yang kecil (7% sampai 15%) dari biaya bangunan. Sistem instalasi sebagai hasil perancangan dengan biaya yang paling rendah
5. Perkembangan teknik dan kemungkinan perluasan
Seorang perancang akan memperhatikan kecenderungan perkembangan teknik, kondisi khusus dari lokasi, keinginan dan persyaratan penghuni rumah dan kemungkinan akan adanya perluasan instalasi dikemudian hari.
6. Instalasi, operasi dan pemeliharaan
Setelah instalasi terpasang pengguna instalasi harus dapat mengoperasikan dan memelihara instalasi harus ditempatkan diruangan yang terjangkau sehingga pengoperasian dan pemeliharaan dapat mudah dilaksanakan tanpa yang tinggi.
7. Standar dan peraturan
Perancang harus mengetahui standar dan peraturan yang belaku yang langsung berhubungan dengan instalasi maupun peraturan pemerintah daerah dan lingkungan
8. Persyaratan khusus
Spesifikasi dan persyaratan yang diterima pemesan yang harus dipenuhi seperti: penjadualan pemasangan, pengadaan material dan lain persyaratan seperti pencemaran lingkungan dan estetika.
Instalasi listrik berfungsi untuk menyalurkan energi listrik ke titik beban seperti: lampu, peranti, perlengkapan, mesin atau motor listrik. Untuk melayani berbagai beban listrik tersebut harus tersedia sejumlah titik lampu dan titik kotak kontak yang memadai agar penggunaan kabel sambungan yang berakhir di kotak kontak ganda sejauh mungkin dihindari. Terijaknya kabel sambung ini sehingga kabel menjadi lecet merupakan sumber bahaya listrik.
Penempatan titik beban dan saklar
1. Penempatan titik lampu
Penempatan titik lampu penting untuk memperoleh hasil penerangan yang di ingini


2. Penempatan titik kotak kontak
Kotak kontak sebaiknya ditempatkan didekat ujung dinding di tengah untuk menghindari terhadap terhalangnya karena penempatan mebel atau lemari besar , tidak diperkenankan memasang kotak kontak di dekat pintu lebih kurang 1.5 m diatas lantai
3. Penempatan saklar dinding
Saklar ditempatkan setelah pada posisi engkol pintu agar mudah menghidupkan lampu apabila membuka pintu. Pada umumnya saklar dipasang, namun untuk keperluan yang praktis boleh direndahkan.
Rekomendasi penempatan titik beban dan saklar
Pintu masuk utama
• Titik penerangan
Satu titik lampu perlu dipasang di depan pintu masuk utama ke rumah, untuk menerangi wajah orang yang berdiri di pintu atau menerangi tangga naik ke rumah. Untuk mengendalikan lampu tersebut dipasang saklar di dekat pintu masuk utama di sebelah dalam rumah
• Titik kotak kontak
Suatu kotak kontak sebaiknya dipasang di dinding luar dekat pintu masuk untuk memungkinkan dipasang lampu berdiri portable jika diperlukan penerangan luar tambahan atau untuk mesin atau perkakas listrik. Sebaiknya kotak kontak dikendalikan dengan saklar dari dalam rumah.
Ruang keluarga
• Titik penerangan
Suetu peneranganumum perlu diadakan yang dapat diberikan oleh luminer langit-langit atau luminer dinding. Saklar untuk penerangan ditempatkan di dekat pintu masuk atau dekat pintu ke kamar tidur
• Titik kotak kontak
Pada dinding bebas ini ditempatkan kotak kontak, sebaiknya tiap 2-2.5 m satu sama lain. Kotak kontak juga perlu disediakan untuk perlengkapan audio, video dan untuk pengisap debu atau peranti portable lainnya. Kotak kontak khusus perlu disediakan jika dipasang penyaman udara (AC) dinding.
Ruang makan
• Titik penerangan
Setiap ruang makan harus mempunyai sekurang-kurangnya satu titik penerangan yang dikendalikan dari saklar diding. Titik penerangan ini ditempatkan di atas pusat meja makan dengan memberikan penerangan langsung
• Titikkotak kontak
Di rumah modern sering kali di ruang makan ditempatkan meja/lemari pelayanan, lemari es dan penyedia air dingin/panas (dispenser).di atas lemari pelayanan dapat dipasang penggarang roti, oven mikro wave, blender , jicer, dsb. Untuk semua itu perlu disediakan kotak kontak secukupnya dan diperhitungkan kemungkinan bekerjanya beberapa peranti tersebut secara bersamaan. Kotak kontak dapat dipasang dengan jarak dekat lebih kurang 1.2 m satu sama lain dan di tempatkan 20:30 cm di atas landasan atas lemari pelayanan
Ruang tidur
• Titik penerangan
Luminer yang dipasang di atas atau di kiri cermin dapat berfungsi sebagai penerangan umum. Untuk pengendalian saklar di pasang dekat ujung kepala tempat tidur yang mengendalikan semua lampu di ruang tidur
• Titik kotak kontak
Kotak kontak ditempatkan di kedua sisi tempat tidur untuk kemudahan. Tambahan kotak kontak disediakan pada dinding yang masih terbuka setiap 2 m satu sama lain. Kotak kontak tambahan untuk di sambung ke AC



Kamar mandi dan toilet
• Titik penerangan
luminer biasa dipasang di atas atau di kedua sisi cermin. Semua titik penerangan dikendalikan dari saklardinding di luar kamar mandi yang mudah dijangkau jika akan membuka pintu kamar mandi
• Titik kotak kontak
Satu kotak kontak ditempatkan di dekat cermin, 100 sampai 150 cm di atas lantai untuk keperluan pengering rambut atau mesin cukur listrik. Lantai kamar mandi sebaiknya di usahakan kering, kecuali di ruang tertutup pancoran air dan bak rendam.
Pemanas air sebaiknya ditempatkan diluar kamar mandi. Semua kotak kontak sudah barang tentu haurs dilengkapi dengan kontak pengaman dan selain itu sangat direkomen dasikan bahwa semua kotak kontak tersebut diamankan dengan GPAS.
Pengaman hubung tanah
Pengaman hubung tanah untuk rumah satu keluarga yang berdiri sendiri, elektroda pipa/elektroda batang /penguatan fondasi yang di las tembus.
Pengelompokan beban
Beban yang terdapat dalam rumah dan bangunan beragam sesuai dengan keadaaan penghuni dan jenis bangunannya. Untuk rumah tempat tinggal beban dikelompokkan menjadi:
1. Penerangan : luar dan dalam
2. Peranti rumah : untuk memasak, mendinginkan, mengolah makanan, mencuci piring dan pakaian, dsb.
3. System air : pompa air, pemanas air, penyedot air, dsb
4. Aneka beban : pesawat audio-visual, motor pembuka pintu system otomatik, dsb



Pengenalan alat dan bahan
1. PHB utama satu fasa
Untuk instalasi rumah berdaya kecil misalnya 450 VA PHB utama hanya berupa satu kotak pengaman lebur dengan sakelar kendalinya untuk melayani satu sirkit akhir yang terdiri atas beberapa titik lampu dandua kotak kontak. Sebagai alternatif untuk saklar dengan pengaman arus atau pengaman lebur dapat digunakan pemutus sirkit mini.
Saklar masuk harus mempunyaikemampuan minimum 10 A dan arus minimum sama besar dengan arus nominal penghantar masuk. Saklar masukdapat diganti dengan pemisah, asalkan pada setiap sirkit keluar dipasang saklar keluar [6.2.4.3]. Saklar masuk pada PHB harus diberi tanda pengenal khusus sehingga mudah dikenal dan dibedakan dari saklar lain. [6.2/4.5].
Ketentuan mengenai PHB harus memenuhi [6.2] dan beberapa ayat yang penting :
• PHB harus ditata dan dipasang sedemikian hingga pemeliharaan dan pelayanan mudah dan aman dicapai. [6.2.1.2]
• Penyambungan saluran masuk dan saluran keluar pada PHB harus menggunakan terminal agar penyambungan dengan komponennya dapat dilakukan dengan mudah, teratur dan aman. [6.2.1.4].
• Semua mur-baut dan komponen dari logam dan berfungsi sebagai penghantar harus dilapisi logam pencegah karat untuk menjamin kontak listrik yang baik. [6.2.1.9].
• Tiap penghantar fasa, penghantar netral dan penghantar atau rel pengaman/pembumi harus dapat dibedakansecara mudah dengan warna atau tanda. [6.2.3.2].

2. Saluran penghantar
Di PHB utama konsumen tenaga listrik dari PLN diterima melalui saluran utama konsumen dan dibagikan melalui sirkit akhir ke berbagai titik beban atau melalui sirkit cabang ke PHB cabang lain. Saluran penghantar untuk sirkit akhir dan sirkit cabang dapat dilaksanakan dengan kabel NYM atau kabel NYA dalam pipa instalasi, dengan cara tertanam dibawah permukaan dinding sehingga tidak tampak atau dengan cara tampak pada permukaan dinding.
Penyaluran selanjutnya di atas plafon dapat dilaksanakan dengan cara:
1. Kabel rumah NYA di atas rol isolator
2. Kabelrumah NYA dalam pipa
3. Kabel NYMberinti banyak

3. Pipa instalasi
Pipa instalasi harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap tekanan mekanis, tahan terhadap panas, tidak menjalar nyala api dan tahan kelembapan, misalnya baja, PVC atau bahan lain sederajat.[7.8.3.2]. permukaan pipa bagian dalam dan luar haruslah licin dan rata tidak berlobang atau mempunyai tonjolan yang tajam. Bagian dalam maupun luar pipa harus dilindungi secara baik terhadap karat. [7.8.3.3/2]. Pada ujung bebas pipa baja uang biasanya tajam harus dipasang selubung [tule]. Untuk pipa PVC tidak diperlukan tule.
Pipa terdapat sebagai pipa sorong dan pipa ulir. Pipa sorong dapat diperpanjang dengan benda sambung atau sok, atau disambung dengan benda bengkok 90o atau dengan benda siku (knie) atau setengah siku.
Pencabangan, penyambungan atau persilangan pengahantar dalam pipa instalasi dilaksanakan pada kotak kontak khusus seperti T, kotak silang. Penyambungan dan pencabangan penghantar dilaksanakan secara las dengan tutup las (lasdop). Dalam tutup las dua atau tiga ujung penghantar yang sudah dikupas dipuntirkan dengan ulir kawat sehingga diperoleh sambungan yang baik.
Besarnya kotak harus disesuaikan untuk dapat menyimpan sejumlah tutup las dan masih dapat menutup kotak dengan rapih.
Saluran pipa dipasang terpendam dalam tembok atau terpasang pada permukaan diding.

4. Saklar lampu
Mengoperasikan saklar lampu yang paling sederhana adalah dengan satu gerakan (menekan, mengungkit, memutar, memijat, menarik lantai) yang mengakibatkan menutupnya kontak dalam saklar sehingga lampu yang dikendalikannya menyala. Dengan gerakan berikutnya yang sama sepertidi atas kontak dalam saklar dibuka dan lampu padam. Kebanyakan saklar lampu mempunyai satu kutub sebagai sumber tegangan yang dioperasikan dengan satu gerakan tadi.
Pengelompokan saklar:
1. Saklar dengan satu kutub (saklar tunggal/)
Saklar yang mengendalikan satu titik lampu
2. Saklar seri
Saklar seri digunakan untuk mengendalikan lampu-lampu dalam satu luminer. Dengan menggerakkan tuas T1 lampu L1 munyala. Dengan menggerakkan tuas T2 kelompok lampu L2 menyala.
3. Saklar tukar (hotel)
Mengendalikan satu lampu dari dua tempat secara bebas. Lampu terletak diantara kedua saklar tukar. Misalnya saklar pertama S1terletak di pintu masukke kamar dan saklar kedua S2 ditempatkan dekatdi tempat tidur.
4. Saklar silang
Saklar yang dapat mengubah kadaan lampu secara bebas. Saklar silang berada diantara saklar tukar dan saklar silang ini dapat mengendalikan lampu secara bebas. Jika saklar silang diubah kedudukannya lampu akan padam dan akan menyala lagi jika salah satu saklae tukar T1 , saklar silang S atau saklar tukar T2 diubah kedudukannya.
Berdasarkan cara pemasangannya, saklar dibedakan atas pemasangan yang menonjol atau saklar yang tertanam rata dengan permukaan dinding atau saklar pendam. Selain itu sehubungan dengan keadaan lingkungannya terdapat saklar biasa, saklar tertutup, saklar kedap debu, saklar kedap air tetes, saklar kedap air dan saklar kedap letusan. Elemen saklarnya sama, hanya selungkupnya yang berlainan.
5. Kontak tusuk
Tusuk kontak harus terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, tahan lembab dan secara mekanik cukup kuat [5.4.1.2.1]. tusuk kontak untuk kuat arus 16 A ke bawah pada tegangan rumah, boleh terbuat dari bahan isolasi yang tahan terhadap arus hambat. [5.4.1.2.3]. sambungan antara tusuk kontak dan kabel fleksibel harus baik. [5.4.1.3]
Pada kotak kontak dan tusuk kontak harus tercantum tegangan tertinggi dan arus terbesaryna gdiperbolejkan. [5.4.1.5]. tusuk kontak untuk tegangan domestic tidak boleh digunakan untuk menjalankan dan mematikan perlengkapan listrik dengan daya lebih dari 2 KW dengan arus pengenal arus pengenal lebih dari 16A. [5.4.1.6].
Rumah logamkotak kontak dan atau tusuk kontak harus dihubungkan dengan kontak pembumian. [5.4.1.8.1]. ketentuan di atas tidak berlaku untuk kotak kontak dalam ruangan dengan lantai berisolasi,seperti lantai kayu, yang disekitarnya tidak terdapat bagian konduktif seperti instalasi airatau gas uang terhubung ke bumi dan dapat tersentuh. [5.4.1.8.3]. juga tidak berlaku bagi kotak kontakuntuk dihubungkan dengan peranti listrik yang mempunyai isolasi pengaman. Satu tusuk kontak hanya boleh dihubungkan dengan satu kabel randah. [5.4.1.9.3]
Dalam ruang akumulator dan ruang yang mengandung gas yang dapat meledak, kontak tusuk harus dari konstruksi sedemikian hingga tusuk kontaknya tidak dapat dimasukkan atau dilepaskan dalam keadaan bertegangan, dandalam keadaan terhubung tidak dapat menimbulkan bunga api karena getaran. [5.4.2.3]
Kotak kontak harus dipasang tidak kurang setinggi mimimum1,25 m dari lantai[8.17.2.4.2]. jika dipasang kurang dari 1.25 m kotak kontak harus ditutup.


6. Fitting lampu
Fitting atau pemegang lampu terdiri atas badan atau pangkal uang berlubang [socket] tempat untuk dipasangannya lampu dan suatu penutup. Badan dan penutup biasanya dipersatukan dengan hubungan ulir untuk memudahkan melaksanakan hubungan dengan kabel lampu.
Cara memasang lampu dapat dilaksanakan dengan memutar ulir pada fitting Edison atau dengan cara sangkur bayonet dengan memasukkan dan memutar lampu seperempat prtaran pada fitting Swan.
Pada pemasangan lampu terdapat bahaya jika jari terkena ulir lampu ketika lampu sedang dimasukkan. Untuk menghindari hal ini terjadi maka kawat lampu yang dihubungkan pada ulir fitting lampu jangan kawat fasa, tetapi penghantar netral.
Standarisasi ulir
Ulir sekrup pada lampu dan pemegang lampu distandarkan. Yang lazim dipakai adalah standar Edison E27 (garis tengah ulir adalah 27 mm). patron pengaman lebur sampai 25 A juga menggunakan standar ini. Untuk lampu kecil, seperti lampu lilin, lampu pajangan kecil digunakan ulir mignon kecil g14. Sedangkan untuk lampu dengan watt yang besar digunakan ulir Goliath E 40.
7. Elektode bumi dan penghantar bumi
Elektrode bumi ialah penghantar yang ditanam dalam bumi dan mem-buat kontak langsung dengan bumi. Penghantar bumi yang tidak berisolasi yang ditanam dalam bumi dianggap sebagai bagian dari elektrode bumi.
Sebagai bahan elektrode digunakan tembaga, atau baja yang digalvanisasi atau dilapisi tembaga sepanjang kondisi setempat tidak mengharuskan memakai bahan l ain (misalnya pada perusahaan kimia). [3.18.4.1].

Resistansi pembumian [3.18.3.2]
1) Resistansi pembumian dari elekrode bumi tergantung pada jenis dan keadaan tanah atau nilai resistans jenis table berikut yang disertai ukuran dan susunan elektrode.
Resistansi jenis tanah
Jenis
tanah Tanah
rawa Tanah liat dan tanah ladang Pasir
basah Kerikil
basah Pasir dan kerikil kering Tanah batu
Resistans jenis
(ohm-m)
30
100
200
500
1000
3000

2) Resistansi pembumian suatu elektrode harus dapat diukur. Untuk keperluan tersebut penghantar yang menghubungkan setiap elektrode bumi atau susunan elekrode bumi harus dipasang sambungan yang dapat dilepas untuk keperluan pengujian resistansi pembumian, pada tempat yang mudah dicapai, dan sedapat mungkin memanfaatkan sambungan yang karena susunan instalasinya memang harus ada.
Sambungan penghantar bumi dengan elekrtode bumi harus kuat secara mekanis dan menjamin hubungan listrik dengan baik, misalnya dengan menggunakan las, klem, atau baut kunci yang tidak mudah lepas. Klem pada elekrtode pipa harus menggunakan baut dengan diameter minimal 10 mm.
Electrode batang dimasukkan tegak lurus ke dalam tanah dan panjangnya disesuaikan dengan resistansi pembumian yang diperlukan. Resistansis pembumiannya sebagian besar tergantung pada panjangnya dan sedikit bergantung pada ukuran penampangnya.




III. ALAT DAN BAHAN
ALAT
1. Tang kombinasi
2. Tang kupas
3. Tang potong
4. Palu besi
5. Pahat besi
6. Obeng
7. Slang pengukur ketinggian
8. Meteran pisau instalasi
9. Gergaji besi
10. Multi meter
11. Testpen
BAHAN
1. Saklar tunggal
2. Saklar seri
3. Saklar silang
4. Kotak kontak
5. Tekong
6. Lasdop
7. Pipa PVC
8. Isolasiban
9. Lampu TL
10. Lampu pijar
11. Kwh meter 1 fasa
12. Switch utama(MCB)
13. Fitting duduk
14. Fitting gantung
IV. GAMBAR KERJA



















Kesehatan dan keselamatan kerja
1. Gunakan peralatan praktek dengan hati-hati dan benar!
2. Periksalah semua komponen yang akan digunakan, apakah masih utuh
3. Dalam memasang komponen-komponen yang membutuhkan keselamatan kerja yang teliti, lakukan pada langkah terakhir
4. Supaya jangan terjadi sengatan arus listrik diwaktu memasang lampu pijar, kabel fasa dihubungkan pada bagian tengah fitting
5. Rangkaian instalasi yang akan dihubungkan dengan sumber arus listik, sebelumnya harus di cek kebenarannya dengan multimeter atau megger

V. LANGKAH KERJA
1. Survey lapangan ke tempat lokasi bangunan serta menggambar denah rumah
2. Menentukan letak/penempatan (titik lampu, saklar, kotak kontak) dan jumlah titik beban yang akan dipasang dengan membuat single line diagramnya.
3. Buatlah analisis kebutuhan bahan komponen instalasi penerangan
4. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktek
5. Periksalah alat dan bahan sebelum digunakan dan pastikan semua alat dan bahan dalam keadaan baik
6. Bacalah gambar denah rumah tempat tinggal dengan teliti
7. Karena rumahnya terbuat dari batu bata, maka bata perlu dibobok dulu sebelum pemasangan pipa guna saluran yang dipasang tidak tampak
8. Hitunglah perkiraan kebutuhan jumlah titik lampu, saklar, kotak kontak, dan jumlah rol kabel
9. Potonglah pipa dan kabel sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
10. Pasanglah tekong di dinding yang telah ditandai
11. Pasanglah saklar tunggal, saklar seri, saklar tukar, kotak kontak, dan fitting. Kemudian hubungkan ujung-ujung yang telah dikupas sesuai dengan sifat penghantarnya dengan terminalnya
12. Pasanglah MCB pada posisiyang telah ditandai, hubungkan ujunh-ujung kabel dengan terminalnya
13. Periksalah rangkaian yang telah dipasang apakah telah benar !
14. Jika rangkaian saudara telah benar, tutuplah semua sambungan kabel yang ada dalam kotak cabang dengan isolasiban dan lasdop
15. Pasangkan lampu TL ataupun lampu pijar

VI. ANALISIS
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Menganalisis kebutuhan bahan dan biaya instalasi listrik penerangan rumah tempat tinggal merupakan kegiatan seorang perencana untuk menghitung unit komponen atau bahan instalasi, pemipaan, pengkabelan, saklar dan kotak kontak serta papan hubung bagi dengan gambar rencana.
Pekerjaan listrik
Pekerjaan listrik dalam instalasimeliputi pengadaan, pemasangan instalasi listrik dan daya,pengujian, pengesahan dari semua peralatan material atau pengadaan dan pemasangan peralatan material yang menunjang mendukung sehingga system instalasi akan bekerja dengan baik. Sistem instalasi yangdimaksud meliputi:
1. Instalasi pentanahan
2. Pengadaan danpemasangan instalasi kabel feeder tegangan rendah
3. Pengadaan dan pemasangan instalasi panel utama dan panel cabang
4. Pemasangan dan pengadaan kabel di dalam maupun di luar gedung
5. Pemasangan dan pengadaan instalasi penerangandan tenaga, termasuk fixture, saklar dan kotak kontak
Penggunaan material
Semua material bahan yang digunakan dpasang dari jenis materialyang berkualitas terbaik dalam keadaan baru ( tidak dalam keadaan rusak atau afkir). Sesuai dengan mutu dan standar nasional maupun internasional.
Analisis biaya listrik
Analisis biaya instalasi meliputibahan instalasi, upah tenaga kerja dan biaya tak terdugadan keuntungan. Jumlah biaya instalasilistrik mahal atau murahnya tergantung dari jenis bahan yang digunakan, jenis pekerjaan, keterampilan para tenaga kerja, dan alat-alat atau bahanyang digunakan.
Komponen atau bahan
Kawat penghantar listrik yang dipergunakan adalah jenis kabel NYA, NYM dan NYY untuk kabel pentanahan. Jumlah titik-titik penerangan pada tiap-tiap ruang disesuaikan dengan kebutuhan intensitas penerangan yang diinginkan. Dalamperhitungan junlah titik lampu dalam suatu ruangan ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Luas ruangan
2. Intensitas penerangan yang dibutuhkan
3. Tinggi bidang kerja
4. Tinggi plafon
5. Luminasi lampu yang dipancarkan
Identifikasi kebutuhan komponen instalasi listrik
Mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan komponen atau bahan instalasi listrik merupakan pekerjaan yang mengacu pada hasil dalam suatu perencanaan produk yang dihasilkan gambar dan analisa. Gambar adalah teknik yang diwujudkan dalam kesepakatansimbol. Gambar dapat juga berupa sket, gambar perspektif, gambar proyeksi, gambar denah serta gambar situasi. Sedangkan analisa adalah seperangkat perhitungan yangberangkat dari perbandingan teknis. Jenis analisa dapat berupa analisa daya listrik, analisa lingkungan/bangunan sipil, analisa kebutuhan bahan komponen instalasi sertauraian sebagai pelengkap yang meliputi penjelasan tentang tata cara pemasangan peralatan/bahan.


Gambar rencana instalasi
Instalasi penerangan rumah tempat tinggal terdiri dari…..buah titik lampu dan …. Kotak kontak, denah rumah terdiri atas ruang tamu, ruang makan, 2 kamar tidur, dapur dan kamar mandi/WC. Saklar-saklar yang digunakan terdiri dari ..saklar tunggal untuk setiap lampu, saklar silang untuk lampu di kamar tidur, saklar seri untuk 2 lampu yang terpasang di ruang tamu dan ruang teras depan.
Dari gambaran di atas, pemasangan segera dapat langsung dilaksanakan setelah gambar tersebut diajukan ke PLN dan mendapat pengesahan. Untuk pemasangan instalasi listrik tersebut dapat dilaksakan oleh instalatir atau Biro Teknik Listrik (BTL),disamping gambar rencana, seorang Biro Teknik Listrik atau instalatirharus membuat analisiskebutuhan bahan-bahan instalasi listrik yangdiperlukan sreta ongkos-ongkoslainnya yang nanti akan di ajukan kepada konsumen / pelanggan.
Analisis kebutuhan bahan-bahan instalasi
Berdasarkan gambar, dapat di analisis kebutuhan bahan komponen instalasi listrik antara lain:
1. 6 buah saklar tunggal, 1 buah saklar seri, 4 buah saklar tukar, 7 buah kotak kontak
2. Untuk 10 titik lampu dibutuhkan : 11 buah roset dan 10 buah fitting
3. Instalasi yang dipasang direncanakan sistem 1 fasa, 2 group maka hanya dibutuhkan PHB yang lengkap dari 6 Ampere.
4. Pipa PVC instalasi.
Pemasangan instalasi listrik denganpipa PVC, menurut peraturan PUIL adalah pemasangan saklar pada dinding paling rendah 1,5 meter dari lantai, dengan demikian juga dengan kotak kontak. Sedangkan PHB 1,7 meter dari lantai. Tinggi antara lantai sampai plafon adalah 4 meter. Jadi setiap saklar memerlukan pipa 4 – 1,5 = 2,5 meter, sehingga untuk 6 buah saklar tunggal, 1 buah saklar seri, 4 buah saklar tukar, 7 buah kotak kontak dan 2 buah dibutuhkan ( 6 + 1 + 2 + 1 ) x 2 m = 20 m. Pipa yang digunakan ukuran 5/8 Dalam perdagangan 1 batang”. pipa PVC panjangnya 4 m, sehingga diperlukan pipa PVC sebanyak 20 : 4 = 5 batang.
5. Pada setiap ujung pipa harus dipasang tule, sehingga diperlukan10 x 2 = 20 tule.
6. 10 cm dari saklar, kotak kontak, kotak sekering harus dipasang klem -klem. Satu batang pipa PVC memerlukan 4 klem, sehingga dibutuhkan sebanyak 4 x 10 = 40 buah klem. Setiap klem membutuhkan 2 buah sekrup, sehingga dibutuhkan sekrup sebanyak 2 x 40 buah = 80 buah.
7. Menurut gambar rencana Gambar 1, dibutuhkan percabangan/penyambungan sebanyak 16 percabangan, sehingga dibutuhkan 16 kotak sambung.
8. Kabel penghantar yang diperlukan.
a. Kebel NYA, NYM biasanya dari tembaga berada dalam pipa PVC. Untuk ini dihitung menurut panjangnya pipa PVC ditambah untuk 10 cm pada sambungan-sambungan dari saklar-saklar, kotak kontak dan kotak sekering. Cara menghitung adalah sebagai berikut :6 buah saklar = 6 x 2 x 2,1 m = 25,20 m
1 buah saklar seri = 1 x 3 x 2,1 m = 06,30 m
2 buah kotak kontak = 2 x 3 x 2,1 m = 12,60 m
1 kotak sekering = 1 x 2 x 2,1 m = 04,20 m +
Jumlah = 48,30 m
b. Menghitung kabel NYA, NYM yang dipasang diatas plafon dengan mengukur panjang yang terdapat dalam gambarmenurut skala, ditambah dengan 10 cm pada sambungan/percabangan. Dari pengukuran pada gambar rencana dibutuhkan 77,50 m kabel NYA, NYM diatas plafon dan ditambah dengan kabel-kabel yang ditarik dalam pipa : 77,50 + 48,30 = 125,80 m ditambah 10% menjadi 125,80 +12,58 = 138,38 m
Dalam perdagangan 1 rol kabel NYA, NYM panjangnya 100m, jadi untuk keperluan kabel tersebut dapat dibeli 1,5 rolkabel NYA, masing masing untuk 1,5 rol warna merah, 1,5 rol warna hitam dan 1,5 rol kabel grounding (pentanahan) warna bergaris hijau kuning.
TRANSMISI TENGA LISTRIK

PERENCANAAN JARINGAN TRANSMISI




MEDIA YULIANTON 03455/2008



FAKULTAS TEKNIK
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI PADANG






2010
PERANCANAAN JARINGAN TRANSMISI
 FAKTOR DASAR PERENCANAAN
 TEKNIK/MODEL PERENCANAAN
 MASA DEPAN PERENCANAAN
 APLIKASI TEKNOLOGI TERHADAP PERENCANAAN

A.TEKNIK DASAR PERENCANAAN
DASAR PERANCANGAN JARINGAN

Dalam merancang saluran transmisi,selain aspek listrik maka aspek mekanis juga harus diperhitungkan.Aspek mekanis ini sangat penting,karena keandalan saluran tansmisi sangat tergantung pada keandalan aspek mekanisnya.
Ada pun aspek mekanis ini meliputi :
1.perencanaan rute saluran transmisi.tentu saja rute yang ideal adalah jalur lurus yang langsung dari lokasi system tenaga listrik yang akan dihubungkan.tetapi hal ini sulit untuk dilakukan karena keterbatasan alam dan kesulitan mendapatkan hak lintas

2.Perencanaan dan perhitungan tegangan tarik dan dorongan kawat konduktor antara menara.

3.Penentuan jenis,kekuatan dan tinggi menara yang diperlukan untuk titik tumpu pada rute saluaran transmisi
4.Penentuan kekuatan isolator yang diperluakn berdasar pada kemungkinan beban mekanis yang dialami oleh isolator.

Dalam merancang dan memperhitungkan andongan dan penentuan menara yang diperlukan selama ini metoda yang digunakan adalah metoda grafis.dalam metoda grafis ini,pertama yang dilakukan penentuan titik tumpu berdasarkan pada gambar penampang yang memanjang dari rute saluran transmisi.pada perancangan mekanis saluran transmisi dengan metoda numeric ,hal hal yang didasarkan pada penggambaran diganti dengan hasil hasil perhitungan
Pada rancangan mekanis dengan metoda numeric ini tetap diperlukan gambar penampang memanjang dari rute transmisi .kemudian berdasarkan survey lokasi dan peta situasi dilakukan penentuan titik tumpu menara.berdasarkan hal yang telah dilakukan diatas dilakukan kombilasi data jarak span dan beda tinggi titik tumpu.perhitungan yang digunakan dalam metoda ini adalah perhitungan yang didasarkan pada teori rentangan kawat lentur.
Berdasarkan hokum stokes ,karena adanya tegangan tarik atas ,kawat akan berubah panjangnya .perubahan panjang kawat ini tergantung pada E (modulus elastisitas) kawat dan panjang kawat.

komponen-komponen utama dari saluran transmisi udara, terdiri dari:

1. MENARA TRANSMISI atau tiang transmisi, beserta pondasinya.

menara atau tiang transmisi adalah suatu bangunan penopang saluran transmisi yang bisa berupa menara baja, tiang baja, tiang beton bertulang dan tiang kayu. menurut penggunannya diklasifikasikan menjadi:
a. Tiang baja, tiang beton bertulang dan tiang kayu, umumnya digunakan untuk saluran-saluran transmisi dengan tegangan kerja yang relatif rendah (dibawah 70 kV).
b. Menara baja, digunakan untuk saluran transmisi yang tegangan kerjanya tinggi (SUTT) dan tegangan ekstra tinggi (SUTET).

menara baja itu sendiri diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, menjadi:
a. menara dukung.
b. menara sudut.
c. menara ujung.
d. menara percabangan.
e. menara transposisi.

Pembahasan mengenai menara atau tower transmisi dapat dibaca di sini

2. ISOLATOR.

jenis isolator yang digunakan pada saluran transmisi adalah jenis porselin atau gelas.

menurut penggunaan dan konstruksinya, isolator diklasifikasikan menjadi:
a. isolator jenis pasak.
b. isolator jenis pos-saluran.
c. isolator gantung.
isolator jenis pasak dan isolator jenis pos-saluran digunakan pada saluran transmisi dengan tegangan kerja relatif rendah (kurang dari 22-33 kV), sedangkan isolator gantung dapat digandeng menjadi rentengan/rangkaian isolator yang jumlahnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
TEORI KEGAGALAN ISOLASI
Kegagalan pada Isolasi gas
Proses dasar ionisasi
Ion merupakan atom atau gabungan atom yangmemiliki muatan listrik, ion terbentuk apabila pada peristiwa kimia suatu atom unsur menangkap atau melepaskan elektron. Proses terbentuknya ion dinamai dengan ionisasi[5].
Jika diantara dua elektroda yang dimasukkandalam media gas diterapkan tegangan V maka akan timbul suatu medan listrik E yang mempunyai besar dan arah tertentu yang akan mengakibatkan electron bebas mendapatkan energi yang cukup kuat menuju
kearah anoda sehingga dapat merangsang timbulnya proses ionisasi [3].

Ionisasi karena Benturan Elektron
Jika gradien tegangan yang ada cukup tinggi maka jumlah elektron yang diionisasikan akan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah ion yang ditangkap molekul oksigen. Tiap-tiap elektron ini kemudian akan berjalan menuju anoda secara kontinu sambil membuat benturan-benturan yang akan membebaskan electron lebih banyak lagi. Ionisasi karena benturan ini merupakan proses dasar yang penting dalam kegagalan udara atau gaz
Mekanisme Kegagalan Gas
Proses kegagalan dalam gas ditandai dengan adanya percikan secara tiba-tiba, percikan ini dapat terjadi karena adanya pelepasan yang terjadi pada gas tersebut. Mekanisme kegagalan gas yang disebut percikan adalah peralihan dari pelepasan tak bertahan sendiri ke berbagai pelepasan yang bertahan sendiri[3]. Proses dasar yang paling penting dalam kegagalan gas adalah proses ionisasi karena benturan, tetapi proses ini tidak cukup untuk menghasilkan kegagalan. Proses lain yang terjadi dalam kegagalan gas adalah proses atau mekanisme primer dan proses atau mekanisme sekunder.

Proses yang terpenting dalam mekanisme primer adalah proses katoda, pada proses ini diawali dengan pelepasan elektron oleh suatu elektroda yang diuji,peristiwa ini akan mengawali terjadinya kegagalan percikan (spark breakdown). Elektroda yang memiliki
potensial rendah (katoda) akan menjadi elektroda yang melepaskan elektron. Elektron awal yang dibebaskan (dilepaskan) oleh katoda akan memulai terjadinya banjiran elektron dari permukaan katoda. Jika jumlah elektron yang dibebaskan makin lama makin banyak atau terjadinya peningkatan banjiran maka arus akan bertambah dengan cepat sampai terjadi perubahan pelepasan dan peralihan pelepasan ini akan menimbulkan percikan (kegagalan) dalam gas[5].

Kegagalan Pada Isolasi Cair (Minyak)
Karakteristik pada isolasi minyak trafo akan berubah jika terjadi ketidakmurnian di dalamnya. Hal ini akan mempercepat terjadinya proses kegagalan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan isolasi antara lain adanya partikel padat, uap air dan gelembung gas.

Mekanisme Kegagalan Isolasi Cair
Teori mengenai kegagalan dalam zat cair kurang banyak diketahui dibandingkan dengan teori kegagalan gas atau zat padat. Hal tersebut disebabkan karena sampai saat ini belum didapatkan teori yang dapat menjelaskan proses kegagalan dalam zat cair yang benar-benar sesuai antara keadaan secara teoritis dengan keadaan sebenarnya. Teori kegagalan zat isolasi cair dapat dibagi menjadi empat jenis sebagai berikut[3]:

a. Teori Kegagalan Elektronik
Teori ini merupakan perluasan teori kegagalan dalam gas[3], artinya proses kegagalan yang terjadi dalam zat cair dianggap serupa dengan yang terjadi dalam gas. Oleh karena itu supaya terjadi kegagalan diperlukan elektron awal yang dimasukkan kedalam zat cair. Elektron awal inilah yang akan memulai proses kegagalan.

b. Teori Kegagalan Gelembung
Kegagalan gelembung atau kavitasi[3] merupakan bentuk kegagalan zat cair yang disebabkan oleh adanya gelembung-gelembung gas di dalamnya.


c. Teori Kegagalan Bola Cair
Jika suatu zat isolasi mengandung sebuah bola cair dari jenis cairan lain, maka dapat terjadi kegagalan akibat ketakstabilan bola cair tersebut dalam medan listrik. Medan listrik akan menyebabkan tetesan bola cair yang tertahan didalam minyak yang memanjang searah medan dan pada medan yang kritis tetesan ini menjadi tidak stabil. Kanal kegagalan akan menjalar dari ujung tetesan yang memanjang sehingga menghasilkan kegagalan total.

d. Teori Kegagalan Tak Murnian Padat
Kegagalan tak murnian padat adalah jenis kegagalan yang disebabkan oleh adanya butiran zat padat (partikel) didalam isolasi cair yang akan memulai terjadi kegagalan.
Kekuatan Kegagalan
Dari semua teori yang membahas tentang kegagalan zat cair tidak memperhitungkan hubungan antara panjang ruang celah (sela) dengan kekuatan peristiwa kegagalan. Semuanya hanya membahas tentang kekuatan kegagalan maksimum yang dicapai. Namun dari semua teori diatas dapat ditarik suatu persamaan baru yang berisi komponen panjang ruang celah dan komponen kekuatan peristiwa kegagalan pada benda cair,:





III. TEKNIK PENGAMBILAN DATA
Elektroda
Elektrode yang digunakan dalam pengujian ini adalah elektrode bidang (plat). Elektrode bidang ini digunakan pada pengujian isolasi udara maupun minyak trafo. Elektrode bidang ini terbuat dari stainlees steel. Elektrode bidang dapat dilihat pada
gambar 3.1 berikut ini :


Gambar 3.1. Elektrode Bidang
Rangkaian Pengujian
Rangkaian pembangkitan tegangan AC pada gambar 3.2 adalah rangkaian yang digunakan untuk mengetahui tegangan tembus pada pengujian. Rangkaian tersebut digunakan pada media isolasi udara maupun media isolasi minyak trafo.



IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA
Hasil Pengujian
Tegangan Tembus pada Isolasi Udara
Pengujian tegangan tembus pada isolasi udara dilakukan pada kondisi yaitu pada kondisi kelembaban ruang (76%RH).
Tabel 4.1 Tegangan tembus isolasi




Tegangan Tembus pada Isolasi Minyak
Trafo
Pengujian tegangan tembus pada isolasi minyak trafo dilakukan pada kondisi temperatur 30 oC. Dengan menggunakan 2 jenis minyak trafo yaitu minyak trafo baru dan minyak trafo bekas.


Analisa Hasil Pengujian Perbandingan Tegangan Tembus Media Isolasi Minyak Baru dan Minyak Bekas
Gambar 4.4 memperlihatkan besarnya tegangan tembus sebagai fungsi sela hasil pengujian pada temperatur 30 oC pada media isolasi minyak baru dan
minyak bekas.


Berdasarkan gambar 4.4 dapat diketahui bahwa tegangan tembus pada isolasi minyak baru lebih besar dibandingkan dengan isolasi minyak bekas. Hal ini disebabkan karena pada minyak bekas terdapat kandungan partikel-partikel dan uap air yang menyebabkan ketidakmurnian pada minyak. Apabila jumlah partikel yang melayang pada minyak sangat banyak, partikel-partikel tersebut akan membentuk semacam jembatan yang menghubungkan kedua elektroda sehingga mengakibatkan terjadinya peristiwa kegagalan.
Namun bila hanya terdapat sebuah partikel, partikel tersebut akan membuat
perluasan area medan (local field enhancement) yang luasnya ditentukan oleh bentuk partikel itu sendiri. Jika perluasan area medan ini melebihi ketahanan
benda cair, maka terjadilah peristiwa kegagalan setempat (local breakdown) yaitu terjadi di dekat partikel-partikel asing tersebut. Hal ini akan membuatmemisah dari minyak dan terpolarisasi membentuk suatu dipol. Jika jumlah molekul-molekul uap air
benyak, maka akan terbentuk kanal peluahan. Kanal ini akan merambat dan memanjang sampai menghasilkan tembus listrik. Ketidakmurnian ini sangat berpengaruh dalam
kegagalan isolasi sehingga pada minyak bekas akan lebih mudah terjadi discharge dibandingkan dengan minyak baru karena kekuatan isolasi minyak bekas
sudah tidak sebagus minyak baru.

Perbandingan Tegangan Tembus Udara
dengan Minyak Trafo
Gambar 4.5 memperlihatkan grafik karakteristik tegangan tembus isolasi udara dan minyak sebagai fungsi jarak sela, hasil pengujian pada kondisi ruang
(30 oC). terbentuknya gelembung-gelembung gas yang pada akhirnya juga menyebabkan peristiwa kegagalan pada minyak tersebut. Pada minyak bekas cenderung memiliki kadar uap air yang lebih besar daripada minyak baru. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada saat medan listrik yang tinggi, molekul uap air yang terlarut





Berdasarkan gambar 4.5 dapat diketahui bahwa tegangan tembus pada minyak lebih besar dibandingkan dengan udara. Hal ini disebabkan karena kekuatan dielektrik minyak lebih besar daripada udara, kar ena permitivitas relatif minyak lebih tinggi daripada permitivitas relaitif udara (r minyak = 2.3 sedangkan r udara = 1). Hal ini berarti bahwa media isolasi minyak lebih baik daripada media isolasi udara jika digunakan dalam peralatan tegangan tinggi.


3. KAWAT PENGHANTAR (KONDUKTOR)

jenis-jenis kawat penghantar yang biasa digunakan pada saluran transmisi adalah:
a. tembaga dengan konduktivitas 100% (Cu 100%)
b. tembaga dengan konduktivitas 97,5% (Cu 97,5%)
c. aluminium dengan konduktivitas 61% (Al 61%)

kawat penghantar tembaga mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan kawat penghantar aluminium, karena konduktivitas dan kuat tariknya yang lebih tinggi.
tetapi juga memiliki kelemahan, yaitu untuk besar tahanan yang sama, tembaga lebih berat dan lebih mahal dari aluminium. oleh karena itu dewasa ini kawat penghantar aluminium telah mulai menggantikan kedudukan kawat penghantar tembaga.

Untuk memperbesar kuat tarik dari kawat aluminium, digunakan campuran aluminum (aluminium alloy). Untuk saluran-saluran transmisi tegangan tinggi, dimana jarak antara menara/tiang berjauhan, mencapai ratusan meter, maka dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi, untuk itu digunakan kawat penghantar ACSR.
Kawat penghantar aluminium, terdiri dari berbagai jenis, dengan lambang sebagai berikut:
a. AAC (All-Aluminium Conductor), yaitu kawat penghantar yang seluruhnya terbuat dari aluminium.
b. AAAC (All-Aluminium-Alloy Conductor), yaitu kawat penghantar yang seluruhnya terbuat dari campuran aluminium.
c. ACSR (Aluminium Conductor, Steel-Reinforced), yaitu kawat penghantar aluminium berinti kawat baja.
d. ACAR (Aluminium Conductor, Alloy-Reinforced), yaitu kawat penghantar aluminium yang diperkuat dengan logam campuran.

4.KAWAT TANAH.

Kawat tanah atau "ground wires" juga disebut kawat pelindung (shield wires), gunanya untuk melindungi kawat-kawat penghantar atau kawat-kawat fasa terhadap sambaran petir. Jadi kawat tanah itu dipasang diatas kawat fasa, sebagai kawat tanah umumnya digunakan kawat baja (steel wires) yang lebih murah, tetapi tidak jarang digunakan ACSR.
Pada suatu “Sistem Tenaga Listrik”, energi listrik yang dibangkitkan dari pusat pembangkit listrik ditransmisikan ke pusat-pusat pengatur beban melalui suatu saluran transmisi, saluran transmisi tersebut dapat berupa saluran udara atau saluran bawah tanah, namun pada umumnya berupa saluran udara.

Energi listrik yang disalurkan lewat saluran transmisi udara pada umumnya menggunakan kawat telanjang sehingga mengandalkan udara sebagai media isolasi antara kawat penghantar tersebut dengan benda sekelilingnya, dan untuk menyanggah / merentang kawat penghantar dengan ketinggian dan jarak yang aman bagi manusia dan lingkungan sekitarnya, kawat-kawat penghantar tersebut dipasang pada suatu konstruksi bangunan yang kokoh, yang biasa disebut menara / tower. Antara menara / tower listrik dan kawat penghantar disekat oleh isolator.

Konstruksi tower besi baja merupakan jenis konstruksi saluran transmisi tegangan tinggi (SUTT) ataupun saluran transmisi tegangan ekstra tinggi (SUTET) yang paling banyak digunakan di jaringan PLN, karena mudah dirakit terutama untuk pemasangan di daerah pegunungan dan jauh dari jalan raya, harganya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan penggunaan saluran bawah tanah serta pemeliharaannya yang mudah. Namun demikian perlu pengawasan yang intensif, karena besi-besinya rawan terhadap pencurian. Seperti yang telah terjadi dibeberapa daerah di Indonesia, dimana pencurian besi-besi baja pada menara / tower listrik mengakibatkan menara / tower listrik tersebut roboh, dan penyaluran energi listrik ke konsumen pun menjadi terganggu.

Aspek dasar lain.
A. Life Cycle Jaringan
Life cycle jaringan adalah pertimbangan perencanaan yang penting. Salah satu aspek yang berarti adalah perubahan teknologi yang pasti terlibat selama kehidupan jaringan. Tiap jaringan adalah perwakilan teknologi pada waktu suatu jaringan dirancang dan diimplementasikan.
Selama life cycle-nya jaringan melewati fase-fase sebagai berikut :
1. Studi Kelayakan
Studi kelayakan mencakup subfase definisi masalah dan penyelidikan. Definisi adalah langkah pertama dalam studi kelayakan. Subfase penyelidikan mencakup pengumpulan data input untuk mengembangkan definisi yang tepat mengenai kondisi komunikasi data pada saat itu dan untuk menyelesaikan masalah. Pada bagian akhir studi kelayakan kita harus membuat laporan. Laporan tersebut harus berisi hal-hal sebagai berikut :

 Penemuan dari studi kelayakan
 Pemecahan alternatif sebagai bahan tambahan dari pemecahan terbaik yang mungkin dilakukan
 Alasan melanjutkan ke fase proses berikutnya
 Jika pemecahan yang dapat dilakukan tidak diketemukan, harus ada rekomendai untuk studi lain dan metodologi lain yang digunakan untuk mendapatkan pemecahan yang layak.

2. Analisis
Fase analisis menggunakan data yang terkumpul pada langkah 1, untuk mengidentifikasikan persyaratan yang harus dipenuhi jaringan bila ia menginginkan berhasilnya implementasi. Hasil akhirnya adalah sekumpulan kebutuhan/persyaratan untuk produk akhir. Produk akhir dari fase ini adalah dokumen yang lain, kadang-kadang disebut laporan spesifikasi fungsional, yang menentukan fungsi yang harus dijalankan oleh jaringan setelah ia diimplementasikan.
3. Disain
Fase disain dari life cycle adalah fase terlama. Hasil dari langkah ini tergantung pada yang dikehendaki pengelola. Selama fase disain, semua komponen yang akan melengkapi jaringan dikembangkan.
.
4. Pemeliharaan dan Pembaharuan (Upgrade)
Selama fase upgrade dan pemeliharaan, jaringan dijaga operasionalnya dan distel dengan baik (fine-tuned) oleh personel operasi. Selanjutnya pembaharuan hardware dan software dijalankan untuk menjaga operasional jaringan berjalan dengan efisien dan efektif. Hasil dari fase ini adalah membuat perubahan dan usulan upgrade, memperbaharui dokumentasi yang ada untuk merefleksikan perubahan dalam jaringan dan melaporkan serta membuat statistik dari fungsi kontrol dan monitoring jaringan.

B. Keamanan Jaringan
Tanggung jawab yang penting dari manajer jaringan adalah kontrol pemeliharaan atas keamanan jaringan dan data yang disimpan dan ditransmisikan oleh jaringan tersebut.
Keamanan Fisik
Penekanan utama dari keamanan fisik adalah untuk mencegah akses yang tak berhak ke ruang komunikasi, pusat kontrol jaringan atau peralatan komunikasi.

Kontrol Lokasi dan Waktu
Waktu dan lokasi akses pemakai ke jaringan dapat dikontrol oleh mekanisme software dan hardware. Kontrol waktu dijalankan pada individu dengan adanya profil pemakai dalam jaringan yang menentukan interval hari dan waktu selama pemakai dapat mengakses sistem. Kontrol lokasi dijalankan dengan adanya profil terminal.
Agar jaringan selalu efektif dan efisien dalam periode waktu yang panjang, rencana manajeman jaringan yang baik harus dilakukan. Rencana manajemen jaringan harus mempunyai dua tujuan, yaitu :
o Rencana harus mencegah masalah yang mungkin timbul.
o Rencana harus menyiapkan untuk menangani masalah yang kemungkinan besar terjadi.



Menurut bentuk konstruksinya, jenis-jenis menara / tower listrik dibagi atas 4macam,yaitu:

1.Latticetower
2.Tubularsteelpole
3.Concretepole
4.Woodenpole


Gambar1.Latticetower


Gambar2.Tubularsteelpole


5.

• Menurut fungsinya, menara / tower listrik dibagi atas 7 macam yaitu:

1. Dead end tower, yaitu tiang akhir yang berlokasi di dekat Gardu induk, tower inihamper sepenuhnya menanggunggaya tarik.

2. Section tower, yaitu tiang penyekat antara sejumlah tower penyangga dengan sejumlah tower penyangga lainnya karena alasan kemudahan saat pembangunan (penarikan kawat), umumnya mempunyai sudut belokan yang kecil.

3. Suspension tower, yaitu tower penyangga, tower ini hampir sepenuhnya menanggung gaya berat, umumnya tidak mempunyai sudut belokan.

4. Tension tower, yaitu tower penegang, tower ini menanggung gaya tarik yang lebih besar daripada gaya berat, umumnya mempunyai sudut belokan.

5. Transposision tower, yaitu tower tension yang digunakan sebagai tempat melakukan perubahan posisi kawat fasa guna memperbaiki impendansi transmisi.

6. Gantry tower, yaitu tower berbentuk portal digunakan pada persilangan antara dua Saluran transmisi. Tiang ini dibangun di bawah Saluran transmisi existing.

7. Combined tower, yaitu tower yang digunakan oleh dua buah saluran transmisi yang berbeda tegangan operasinya.


Gambar 3. Tower 2 sirkit tipe suspensi (kiri) dan tension (kanan).


Gambar 4. Tower 4 sirkit tipe suspensi (kiri) dan tension (kanan).

• Menurut susunan / konfigurasi kawat fasa, menara / tower listrik dikelompokkan atas:

1. Jenis delta, digunakan pada konfigurasi horizontal / mendatar.
2. Jenis piramida, digunakan pada konfigurasi vertikal / tegak.
3. Jenis Zig-zag, yaitu kawat fasa tidak berada pada satu sisi lengan tower.



Dilihat dari tipe tower, dibagi atas beberapa tipe seperti ditunjukkan pada tabel 1 dan tabel 2.


Tabel 1. Tipe tower 150 kV


Tabel 2. Tipe Tower 500 kV

Komponen-komponen Menara / Tower listrik
Secara umum suatu menara / tower listrik terdiri dari:
• Pondasi, yaitu suatu konstruksi beton bertulang untuk mengikat kaki tower (stub) dengan bumi.

• Stub, bagian paling bawah dari kaki tower, dipasang bersamaan dengan pemasangan pondasi dan diikat menyatu dengan pondasi.

• Leg, kaki tower yang terhubung antara stub dengan body tower. Pada tanah yang tidak rata perlu dilakukan penambahan atau pengurangan tinggi leg, sedangkan body harus tetap sama tinggi permukaannya.

• Common Body, badan tower bagian bawah yang terhubung antara leg dengan badan tower bagian atas (super structure). Kebutuhan tinggi tower dapat dilakukan dengan pengaturan tinggi common body dengan cara penambahan atau pengurangan.

• Super structure, badan tower bagian atas yang terhubung dengan common body dan cross arm kawat fasa maupun kawat petir. Pada tower jenis delta tidak dikenal istilah super structure namun digantikan dengan “K” frame dan bridge.

• Cross arm, bagian tower yang berfungsi untuk tempat menggantungkan atau mengaitkan isolator kawat fasa serta clamp kawat petir. Pada umumnya cross arm berbentuk segitiga kecuali tower jenis tension yang mempunyai sudut belokan besar berbentuk segi empat.

• “K” frame, bagian tower yang terhubung antara common body dengan bridge maupun cross arm. “K” frame terdiri atas sisi kiri dan kanan yang simetri. “K” frame tidak dikenal di tower jenis pyramid.

• Bridge, penghubung antara cross arm kiri dan cross arm tengah. Pada tengah-tengah bridge terdapat kawat penghantar fasa tengah. Bridge tidak dikenal di tower jenis pyramida.

• Rambu tanda bahaya, berfungsi untuk memberi peringatan bahwa instalasi SUTT/SUTET mempunyai resiko bahaya. Rambu ini bergambar petir dan tulisan “AWAS BERBAHAYA TEGANGAN TINGGI”. Rambu ini dipasang di kaki tower lebih kurang 5 meter diatas tanah sebanyak dua buah, dipasang disisi yang mengahadap tower nomor kecil dan sisi yang menghadap nomor besar.

• Rambu identifikasi tower dan penghantar / jalur, berfungsi untuk memberitahukan identitas tower seperti: Nomor tower, Urutan fasa, Penghantar / Jalur dan Nilai tahanan pentanahan kaki tower.

• Anti Climbing Device (ACD), berfungsi untuk menghalangi orang yang tidak berkepentingan untuk naik ke tower. ACD dibuat runcing, berjarak 10 cm dengan yang lainnya dan dipasang di setiap kaki tower dibawah Rambu tanda bahaya.

• Step bolt, baut panjang yang dipasang dari atas ACD ke sepanjang badan tower hingga super structure dan arm kawat petir. Berfungsi untuk pijakan petugas sewaktu naik maupun turun dari tower.

• Halaman tower, daerah tapak tower yang luasnya diukur dari proyeksi keatas tanah galian pondasi. Biasanya antara 3 hingga 8 meter di luar stub tergantung pada jenis tower

FACTS, Teknologi Transmisi Listrik Masa Depan
Pengoperasian sistim jaringan transmisi daya listrik kini telah memasuki era baru. Dalam tahapan baru ini, transmisi daya listrik tidak hanya akan menjadi lebih terjamin dan lebih terkendali dalam pengaturannya, tetapi juga akan menjadi jauh lebih efisien dalam pemanfaatannya. Peningkatan pesat ke arah pemanfaatan sistim jaringan transmisi listrik secara optimal ini dimungkinkan dengan keberadaan dan semakin dewasanya
aplikasi teknologi dibidang elektronika daya pada khususnya dan teknologi semikonduktor pada umumnya. Teknologi kendali terbaru untuk transmisi daya listrik ini populer dengan sebutan FACTS singkatan dari Flexible AC Transmission System dan pertama kali dikembangkan oleh Electric Power Research Institute (EPRI) di Palo Alto negara bagian California di Amerika Serikat. Pada awal pengembangannya, teknologi FACTS ditujukan untuk menjawab permasalahan dalam peningkatan kapasitas pengaliran daya listrik pada sistim jaringan transmisi dan juga untuk menyediakan peralatan kendali daya listrik yang terpercaya pada jalur transmisi yang diinginkan.
Pengendalian sistim daya listrik bolak balik (AC) telah dikenal sebagai hal yang kompleks. Ini disebabkan oleh perubahan secara terus menerus antara medan magnit dan medan listrik. Bergeraknya arus listrik pada satu transmisi tidak hanya dipengaruhi oleh keberadaan tahanan tetapi juga dari induktansi dan kapasitansi di sepanjang transmisi tersebut.
Kombinasi dari ketiga hal inilah yang dikenal dengan istilah impedansi. Selain daripada itu, pada jaringan transmisi listrik AC, daya listrik mengalir dari ujung transmisi dengan voltase fasa leading ke ujung yang lain yang bervoltase fasa tertinggal (lagging). Besarnya daya listrik yang mengalir pada suatu transmisi akan bertambah dengan semakin besarnya perbedaan sudut fasa antara kedua voltase tersebut. Konsekuensinya, penambahan aliran daya listrik suatu transmisi dengan demikian dapat dilakukan dengan tiga cara: menaikan voltase, menambah selisih sudut antara dua ujung transmisi atau dengan pengurangan impedansi dari transmisi.
Teknologi FACTS inilah yang kemudian dikembangkan dengan salah satu tujuan untuk menyediakan peralatan yang fleksible dalam pengaturan atau pengendalian ketiga parameter aliran daya listrik tersebut. Dengan pengaturan dan pengendalian yang fleksibel ini maka harapan untuk memaksimalkan kapasitas transmisi pada tingkat batas panas (thermal rating) akan terwujud. Untuk menyadari pentingnya batas panas ini, sebagai contoh di Amerika Serikat, untuk transmisi daya listrik pada jaringan transmisi 500kV biasanya diberi batas beban (loading limit) sekitar 1000-2000MW untuk pengoperasian yang aman, walaupun batas panas (thermal rating) dari jaringan transmisi itu sendiri bisa mencapai 3000MW.
Selain daripada itu, ada dua hal lain yang juga merupakan permasalahan pada sistim jaringan transmisi listrik bolak balik (AC). Yang pertama adalah keberadaan daya reaktif (reactive power) yang membawa dampak negatif terhadap sistim jaringan transmisi daya listrik. Sebagai contoh, daya reaktif ini dapat mengakibatkan kelebihan beban dan voltage sags pada sistim transmisi. Dengan latar belakang ini pula, maka beberapa alat FACTS dirancang untuk menjawab persoalan daya reaktif ini.
Permasalahan transmisi listrik AC berikutnya adalah berhubungan dengan keberadaan sistim listrik AC yang sensitif terhadap hal hal yang dapat mengganggu kestabilan sistim. Sebagai contoh adalah dengan terjadinya subsynchronous resonance (SSR). Pada SSR arus listrik AC yang mengalir pada transmisi mengandung komponen frekuensi rendah yang telah terbukti dapat mengakibatkan kerusakan pada generator misalnya. Ini juga yang menjadi satu alasan dikembangkannya beberapa peralatan FACTS yang dapat difungsikan sebagai pereda (damper) dari komponen frekuensi rendah ini.
FACTS sebagai istilah baru
Pada dasarnya, FACTS adalah kumpulan peralatan yang dibuat dari komponen elektronik solid state untuk pengaturan atau pengendalian transmisi daya listrik secara fleksible. Sampai saat ini telah terdapat sekitar dua belas macam peralatan FACTS yang memiliki fungsi masing masing. Dari jumlah ini, beberapa masih dalam tahap pengembangkan sedangkan beberapa lagi telah dipasang diberbagai lokasi jaringan transimisi di Amerika Serikat dengan hasil yang memuaskan.
Pada akhirnya nanti, peralatan FACTS ini diharapkan untuk dapat menggantikan peralatan kendali daya listrik mekanik yang saat ini umum dipasang pada jaringan transmisi listrik seperti misalnya pemutus rangkaian (circuit breakers), perubah tegangan variabel (transformer tap changers), kapasitor muka (shunt capacitor switches) dan lainnya. FACTS dalam pengembangannya sangat erat sekali hubungannya dengan pengkajian aplikasi Thyristor untuk elektronika daya. Dengan pemanfaatan peralatan kendali elektronika daya tersebut, maka FACTS akan sangat diminati karena menyediakan banyak kelebihan dibandingkan dengan peralatan kendali mekanik.
Keuntungan alat kendali elektronik seperti misalnya waktu reaksi yang berkecepatan tinggi dibandingkan dengan waktu reaksi dari peralatan kendali mekanik. Sebagai gambaran, FACTS dapat mengubah arah atau jalur daya listrik dalam waktu kurang dari satu cycle. Dengan kecepatan reaksi yang tinggi ini berarti FACTS dapat juga menyediakan fungsi lainnya yang tidak mungkin didapatkan pada alat kendali mekanik, seperti misalnya fungsi untuk mengatasi gangguan peralihan (transient disturbance) pada jaringan transmisi.
.

propesi pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Pendidikan diambil dari kata dasar didik, yang ditambah imbuhan menjadi mendidik. Mendidik berarti memlihara atau memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dari pengertian ini didapat beberapa hal yang berhubungan dengan Pendidikan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk mengubah sikap dan tata laku seseorang atau sekolompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri. Dalam penididkan terdapat dua subjek pokok yang saling berinteraksi. Kedua subjek itu adalah pendidik dan subjek didik. Subjek-subjek itu tidak harus selalu manusia, tetapi dapat berupa media atau alat-alat pendidikan. Sehingga pada pendidikan terjadi interaksi antara pendidik dengan subjek didik guna mencapai tujuan pendidikan.
Menurut wadah yang menyelenggarakan pendidikan, pendidikan dapat dibedakan menjadi pendidikan formal, informal dan nonformal.
Pendidikan formal adalah segala bentuk pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara terorganisasi dan berjenjang, baik bersifat umum maupun bersifat khusus. Contohnya adalah pendidikan SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi negeri ataupun swasta. Pendidikan Informal dalah jenis pendidikan atau pelatihan yang terdapat di dalam keluarga atau masyarkat yang diselenggarakan tanpa ada organisasi tertentu(bukan organisasi). Pendidkan nonformal adalah segala bentuk pendidikan yan diberikan secara terorganisasi tetapi diluar wadah pendidikan formal.
Pada makalah ini, akan dikaji hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan formal yang diselenggarakan di Indonesia.
Pada dasarnya setiap kegiatan yang dilakukan akan menimbulkan dua macam dampak yang saling bertentangan. Kedua dampak itu adalah dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif adalah segala sesuatu yang merupakan harapan dari pelaksanaan kegiatan tersebut, dengan kata lain dapat disebut sebagai ’Tujuan’. Sedangkan dampak negatif adalah segala sesuatu yang bukan merupakan harapan dalam pelaksanaan kegitan tersebut, sehingga dapat disebut sebagai hambatan atau masalah yang ditimbulkan.
Jika peristiwa di atas dihubungkan dengan pendidikan, maka pelaksanaan pendidikan akan menimbulkan dampak negatif yang disebut sebagai masalah dan hambatan yang akan dihadapi. Hal ini akan lebih tepat bila disebut sebagai permasalahan Pendidikan.
Istilah permasalahan pendidikan diterjemahkan dari bahasa inggris yaitu “problem“. Masalah adalah segala sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Sedangkan kata permasalahan berarti sesuatu yang dimasalahkan atau hal yang dimasalahkan. Jadi Permasalahan pendidikan adalah segala-sesuatu hal yang merupakan masalah dalam pelaksanaaan kegiatan pendidikan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Permasalahan Pendidikan Indonesia adalah segala macam bentuk masalah yang dihadapi oleh program-program pendidikan di negara Indonesia. Seperti yang diketahui dalam TAP MPR RI No. II/MPR/1993 dijelaskan bahwa program utama pengembangan pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Perluasan dan pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan
b. Peningkatan mutu pendidikan
c. Peningkatan relevansi pendidikan
d. Peningkatan Efisiensi dan efektifitas pendidikan
e. Pengembangan kebudayaan
f. Pembinaan generasi muda

Adapun masalah yang dipandang sangat rumit dalam dunia pendidikan adalah sebagai berikut.
a. Pemerataan
b. Mutu dan Relevansi
c. Efisiensi dan efektivitas
Setiap masalah yang dihadapi disebabkan oleh faktor-faktor pendukungnya adapun faktor-faktor yang menyebabkan berkembangnya 4 masalah di atas adalah sebagai berikut.
a. Ilmu PengeTahuan dan Teknologi (IPTEK)
b. Laju Pertumbuhan penduduk
c. Kelemahan guru/dosen (tenaga pengajar) dalam menangani tugas yang dihadapinya, dan ketidakfokusan peserta didik dalam menjalani proses pendidikan (Permasalahan Pembelajaran).

1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan pendidikan adalah suatu masalah yang sangat komplek. Apabila ditelaah lebih jauh, maka kita akan menemukan sekumpulan hal-hal rumit yang sangat susah untuk disiasati. Masalah yang dihadapi tersebut akan lebih susah jika saling berkait satu sama lain.
Oleh sebab itu, di dalam makalah ini penulis akan memberikan gambaran penting mengenai kumpulan masalah-masalah yang akan di bahas dalam makalah ini. Berikut ini adalah bagan mengenai masalah-masalah yang akan dibahas.

















Bagan di atas merupakan gambaran mengenai masalah yang akan dibahas dalam makalah ini. Jika terdapat suatu hal yang berada diluar ruang lingkup permasalahan, maka masalah tersebut tidak akan dibahas di dalam makalah ini.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
a. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Pengantar Pendidikan Universitas Negeri Padang.
b. Sebagai bentuk perhatian Mahasiswa terhadap masalah pendidikan yang dihadapi Indonesia.
c. Suatu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.
d. Membantu dalam membahas dan menanggulangi masalah yang dihadapi di dalam dunia pendidikan.

















BAB II
MATERI



2.1 Masalah pokok pendidikan
2.1.1 Pemerataan Pendidikan
2.1.2 Mutu dan Relevansi Pendidikan
2.1.3 Efesiensi dan Efektifitas Pendidikan
2.2 Faktor pendukung masalah pendidikan
2.2.1 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
2.2.2 Laju Pertumbuhan Penduduk
2.2.3 Permasalahan Pembelajaran
2.3 Penanggulangan masalah pembelajaran
2.3.1 Gaya Belajar
a. Somatis
b. Auditori
c. Visual
2.3.2 Gaya Mengajar














BAB III
PERMASALAHAN PENDIDIKAN


2.1 Masalah Pokok Pendidikan
Permasalahan pendidikan merupakan suatu kendala yang menghalangi tercapainya tujuan pendidikan.Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang merupakan permasalahan pendidikan di Indonesia. Adapun permasalahan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pemerataan Pendidikan
2. Mutu dan Relevansi Pendidikan
3. Efisiensi dan Efektifitas Pendidikan
Berikut ini adalah penjelasan-penjelasan mengenai 3 poin permasalahan pendidikan di atas.
2.1.1 Pemerataan Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata pemerataan berasal dari kata dasar rata, yang berarti: 1) meliputi seluruh bagian, 2) tersebar kesegala penjuru, dan 3) sama-sama memperoleh jumlah yang sama. Sedangkan kata pemerataan berarti proses, cara, dan perbutan melakukan pemerataan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerataan pendidikan adalah suatu proses, cara dan perbuatan melakukan pemerataan terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan pelaksanaan pendidikan.
Pelaksanaan pendidikan yang merata adalah pelaksanaan program pendidikan yang dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia untuk dapat memperoleh pendidikan. Pemerataan dan perluasan pendidikan atau biasa disebut perluasan keempatan belajar merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar setiap orang mempunyai kesempatan yang sama unutk memperoleh pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan tersebut tidak dapat dibedakan menurut jenis kelamin, status sosial, agama, amupun letak lokasi geografis.
Dalam propernas tahun 2000-2004 yang mengacu kepada GBHN 1999-2004 mengenai kebijakan pembangunan pendidikan pada poin pertama menyebutkan:
“Mengupayakan perluasan dan pemeraatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya Manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan peninggakatan anggaran pendidikan secara berarti“. Dan pada salah satu tujuan pelaksanaan pendidikan Indonesia adalah untuk pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan bagi setiap warga negara.
Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa Pemerataan Pendidikan merupakan tujuan pokok yang akan diwujudkan. Jika tujuan tersebut tidak dapat dipenuhi, maka pelaksanaan pendidikan belum dapat dikatakan berhasil. Hal inilah yang menyebabkan masalah pemerataan pendidikan sebagai suatu masalah yang paling rumit untuk ditanggulangi.
Permasalahan Pemerataan dapat terjadi karena kurang tergorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, bahkan hingga daerah terpencil sekalipun. Hal ini menyebabkan terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah. Selain itu masalah pemerataan pendidikan juga terjadi karena kurang berdayanya suatu lembaga pendidikan untuk melakukan proses pendidikan, hal ini bisa saja terjadi jika kontrol pendidikan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah tidak menjangkau daearh-daerah terpencil. Jadi hal ini akan mengakibatkan mayoritas penduduk Indonesia yang dalam usia sekolah, tidak dapat mengenyam pelaksanaan pendidikan sebagaimana yang diharapkan.
Permasalahan pemerataan pendidikan dapat ditanggulangi dengan menyediakan fasilitas dan sarana belajar bagi setiap lapisan masyarakat yang wajib mendapatkan pendidikan. Pemberian sarana dan prasrana pendidikan yang dilakukan pemerintah sebaiknya dikerjakan setransparan mungkin, sehingga tidak ada oknum yang dapat mempermainkan program yang dijalankan ini.





2.1.2 Mutu dan Relevansi Pendidikan
Mutu sama halnya dengan memiliki kualitas dan bobot. Jadi pendidikan yang bermutu yaitu pelaksanaan pendidikan yang dapat menghsilkan tenaga profesional sesuai dengan kebutuhan negara dan bangsa pada saat ini. Sedangkan relevan berarti bersangkut paut, kait mangait, dan berguna secara langsung.
Sejalan dengan proses pemerataan pendidikan, peningkatan mutu untuk setiap jenjang pendidikan melalui persekolahan juga dilaksanakan. Peningkatan mutu ini diarahkan kepada peningkatan mutu masukan dan lulusan, proses, guru, sarana dan prasarana, dan anggaran yang digunakan untuk menjalankan pendidikan.
Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor terpenting yang mempengaruhi adalah mutu proses pembelajaran yang belum mampu menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas. Hasil-hasil pendidikan juga belum didukung oleh sistem pengujian dan penilaian yang melembaga dan independen, sehingga mutu pendidikan tidak dapat dimonitor secara ojektif dan teratur.Uji banding antara mutu pendidikan suatu daerah dengan daerah lain belum dapat dilakukan sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga hasil-hasil penilaian pendidikan belum berfungsi untuk penyempurnaan proses dan hasil pendidikan.
Selain itu, kurikulum sekolah yang terstruktur dan sarat dengan beban menjadikan proses belajar menjadi kaku dan tidak menarik. Pelaksanaan pendidikan seperti ini tidak mampu memupuk kreatifitas siswa unutk belajar secara efektif. Sistem yang berlaku pada saat sekarang ini juga tidak mampu membawa guru dan dosen untuk melakukan pembelajaran serta pengelolaan belajar menjadi lebih inovatif.
Akibat dari pelaksanaan pendidikan tersebut adalah menjadi sekolah cenderung kurang fleksibel, dan tidak mudah berubah seiring dengan perubahan waktu dan masyarakat. Pada pendidikan tinggi, pelaksanaan kurikulum ditetapkan pada penentuan cakupan materi yang ditetapkan secara terpusat, sehingga perlu dilaksanakan perubahan kearah kurikulum yang berbasis kompetensi, dan lebih peka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan juga disebabkan oleh rendahnya kualitas tenaga pengajar. Penilaian dapat dilihat dari kualifikasi belajar yang dapat dicapai oleh guru dan dosen tersebut. Dibanding negara berkembang lainnya, maka kualitas tenaga pengajar pendidikan tinggi di Indonesia memiliki masalah yang sangat mendasar.
Melihat permasalahan tersebut, maka dibutuhkanlah kerja sama antara lembaga pendidikan dengan berbagai organisasi masyarakat. Pelaksanaan kerja sama ini dapat meningkatkan mutu pendidikan. Dapat dilihat jika suatu lembaga tinggi melakukan kerja sama dengan lembaga penelitian atau industri, maka kualitas dan mutu dari peserta didik dapat ditingkatkan, khususnya dalam bidang akademik seperti tekonologi industri.

2.1.3 Efesiensi dan Efektifitas Pendidikan
Sesuai dengan pokok permasalahan pendidikan yang ada selain sasaran pemerataan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan, maka ada satu masalah lain yang dinggap penting dalam pelaksanaan pendidikan, yaitu efisiensi dan efektifitas pendidikan. Permasalahan efisiensi pendidikan dipandang dari segi internal pendidikan. Maksud efisiensi adalah apabila sasaran dalam bidang pendidikan dapat dicapai secara efisien atau berdaya guna. Artinya pendidikan akan dapat memberikan hasil yang baik dengan tidak menghamburkan sumberdaya yang ada, seperti uang, waktu, tenaga dan sebagainya.
Pelaksanaan proses pendidikan yang efisien adalah apabila pendayagunaan sumber daya seperti waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produktifitas pendidikan yang optimal. Pada saat sekarng ini, pelaksanaan pendidikan di Indonesia jauh dari efisien, dimana pemanfaatan segala sumberdaya yang ada tidak menghasilkan lulusan yang diharapkan. Banyaknya pengangguran di Indonesia lebih dikarenakan oleh kualitas pendidikan yang telah mereka peroleh. Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani.
Pendidikan yang efektif adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang dicapai sesuai dengan rencana / program yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika rencana belajar yang telah dibuat oleh dosen dan guru tidak terlaksana dengan sempurna, maka pelaksanaan pendidikan tersebut tidak efektif.
Tujuan dari pelaksanaan pendidikan adalah untuk mengembangkan kualitas SDM sedini mungkin, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya. Dari tujuan tersebut, pelaksanaan pendidikan Indonesia menuntut untuk menghasilkan peserta didik yang memeiliki kualitas SDM yang mantap. Ketidakefektifan pelaksanaan pendidikan tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. Melainkan akan menghasilkan lulusan yang tidak diharapkan. Keadaan ini akan menghasilkan masalah lain seperti pengangguran.
Penanggulangan masalah pendidikan ini dapat dilakukan dengan peningkatan kulitas tenaga pengajar. Jika kualitas tenaga pengajar baik, bukan tidak mungkin akan meghasilkan lulusan atau produk pendidikan yang siap untuk mengahdapi dunia kerja. Selain itu, pemantauan penggunaan dana pendidikan dapat mendukung pelaksanaan pendidikan yang efektif dan efisien. Kelebihan dana dalam pendidikan lebih mengakibatkan tindak kriminal korupsi dikalangan pejabat pendidikan. Pelaksanaan pendidikan yang lebih terorganisir dengan baik juga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pendidikan. Pelaksanaan kegiatan pendidikan seperti ini akan lebih bermanfaat dalam usaha penghematan waktu dan tenaga.

2.2 Faktor Pendukung Masalah Pendidikan
Masalah pokok pendidikan akan terjadi di dalam dalam bidang pendidikan itu sendiri. Jika di analisis lebih jauh, maka sesungguhnya permasalahan pendidikan berkaitan dengan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya masalah itu. Adapun faktor-faktor yang dapat menimbulkan permasalahan pokok pendidikan tersebut adalah sebagai berikut.
1. IPTEK
2. Laju Pertumbuhan Penduduk
3. Permasalah Pembelajaran

2.2.1 IPTEK
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini berdampak pada pendidikan di Indonesia. Ketidaksiapan bangsa menerima perubahan zaman membawa perubahan tehadap mental dan keadaan negara ini. Bekembangnya ilmu pengetahuan telah membentuk teknologi baru dalam segala bidang, baik bidang social, ekonomi, hokum, pertanian dan lain sebagainya.
Sebagai negara berkembang Indonesia dihadapkan kepada tantangan dunia global. Dimana segala sesuatu dapat saja berjalan dengan bebas. Keadaan seperti ini akan sangat mempengaruhi keadaan pendidikan di Indonesia. Penemuan teknologi baru di dalam dunia pendidikan, menuntut Indonesia melakukan reformasi dalam bidang pendidikan. Pelaksanaan reformasi tidaklah mudah, hal ini sangat menuntut kesiapan SDM Indonesia untuk menjalankannya.

2.2.2 Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan yang sangat pesat akan berpengaruh tehadap masalah pemerataan serta mutu dan relevansi pendidikan. Pertumbuhan penduduk ini akan berdampak pada jumlah peserta didik. Semakin besar jumlah pertumbuhan penduduk, maka semakin banyak dibutuhkan sekolah-sekolah unutk menampungnya. Jika daya tampung suatu sekolah tidak memadai, maka akan banyak peserta didik yang terlantar atau tidak bersekolah. Hal ini akan menimbulkan masalah pemerataan pendidikan.
Tetapi apabila jumlah dan daya tampung suatu sekolah dipaksakan, maka akan terjadi ketidakseimbangan antara tenaga pengajar dengan peserta didik. Jika keadaan ini dipertahankan, maka mutu dan relevansi pebdidikan tidak akan dapat dicapai dengan baik.
Sebagai negara yang berbentuk kepulauan, Indonesia dihadapkan kepada masalah penyebaran penduduk yang tidak merata. Tidak heran jika perencanaan, sarana dan prasarana pendidikan di suatu daerah terpencil tidak terkoordinir dengan baik. Hal ini diakibatkan karena lemahnya kontrol pemerintah pusat terhadap daerah tersebut. Keadaan seperti ini adalah masalah lainnya dalam bidang pendidikan.
Keterkaitan antar masalah ini akan berdampak kepada keadaan pendidikan Indonesia.
2.2.3 Permasalahan Pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan belajar adalah sesuatu yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Dalam kegiatan belajar formal ada dua subjek yang berinteraksi, Yaitu pengajar/pendidik (guru/dosen) dan peserta didik ( murid/siswa, dan mahasiswa).
Pada saat sekarang ini, kegiatan pembelajaran yang dilakukan cenderung pasif, dimana seorang pendidik selalu menempatkan dirinya sebagai orang yang serba tahu. Hal ini akan menimbulkan kejengahan terhadap peserta didik. Sehingga pembelajaran yang dilakukan menjadi tidak menarik dan cenderung membosankan. Kegiatan belajar yang terpusat seperti ini merupakan masalah yang serius dalam dunia pendidikan.
Guru / dosen yang berpandangan kuno selalu menganggap bahwa tugasnya hanyalah menyampaikan materi, sedangakan tugas siswa/mahasiswa adalah mengerti dengan apa yang disampaikannya. Bila peserta didik tidak mengerti, maka itu adalah urusan mereka. Tindakan seperti ini merupakan suatu paradigma kuno yang tidak perlu dipertahankan.
Dalam hal penilaian, Pendidik menempatkan dirinya sebagai penguasa nilai. Pendidik bisa saja menjatuhkan, menaikan, mengurangi dan mempermainkan nilai perolehan murni seorang peserta didik. Pada satu kasus di pendidikan tinggi, dimana seorang dosen dapat saja memberikan nilai yang diinginkannya kepada mahasiswa tertentu, tanpa mengindahkan kemampuan atau skill yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut. Proses penilaian seperti sungguh sangat tidak relevan.

2.3 Penanggulangan Masalah Pembelajaran
Penanggulangan masalah pembelajaran ini lebih diarahkan kepada pokok permasalahan pendidikan di atas.
2.3.1 Gaya Belajar
Untuk menanggulangi masalah pembelajaran ini, diperlukan pelaksanaan kegiatan belajar baru yang lebih menarik. Gaya belajar dapat dilakukan dalam 3 bentuk, dan dilaksanakan pada saat yang bersamaan. Yaitu belajar secara Somatis, Auditori dan Visual.
a.Somatis
Somatic bersal dari bahasa Yunani, yang berarti tubuh. Jadi belajar somatis dapat disebut sebagai balajar dengan menggunakan indra peraba, kinestetis, praktis, dan melibatkan fisik serta menggunakan dan menggerakkan tubuh sewaktu belajar. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar pada saat ini otak merupkan organ tubuh yang paling dominan. Pembelajaran yang dilakukan seperti merupakan kegiatan yang sangat keliru.
Anak-anak yang bersifat somatis tidak akan mampu untuk duduk tenang. Mereka harus menggerakkan tubuh mereka untuk membuat otak dan pikiran mereka tetap hidup. Anak-anak seperti ini disebut sebagai “Hiperaktif“. Pada sejumlah anak, sifat hiperaktif itu normal dan sehat. Namun yang dijumpai pada anak-anak hiperaktif adalah penderitaan, dimana sekolah mereka tidak mampu dan tidak tahu cara memperlakukan mereka. Aktivitas anak-anak yang hiperaktif cenderung dianggap mengganggu, tidak mampu belajar dan mengancam ketertiban proses pembelajaran.
Dalam satu penelitian disebutkan bahwa “jika tubuhmu tidak bergerak, maka otakmu tidak beranjak“. Jadi menghalangi gaya belajar anak somatis dengan menggunakan tubuh sama halnya dengan menghalangi fungsi pikiran sepenuhnya. Mungkin dalam beberapa kasus, sistem pendidikan dapat membuat cacat belajar anak, dan bukan menggangu jalannya pembelajaran.
b.Auditori
Pikiran auditori lebih kuat dari yang kita sadari. Telinga terus menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori, dan bahkan tanpa kita sadari. Begitu juga ketika kita berbicara, area penting dalam otak kita akan menjadi aktif.
Semua pembelajaran yang memiliki kecenderungan auditori, belajar dengan menggunakan suara dari dialog, membaca dan menceritakan kepada orang lain. Pada saat sekarang ini, budaya auditori lambat laun mulai menghilang. Seperti adanya peringatan jangan berisik di perpustakaan telah menekan proses belajar secara auditori.
c.Visual
Ketajaman visual merupakan hal yang sangat menonjol bagi sebagian peserta didik. Alasaannya adalah bahwa dalam otak seseorang lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indra yang lain.
Setiap orang yang cenderung menggunakan gaya belajar visual akan lebih mudah belajar jika mereka melihat apa yang dibicarakan olah guru atau dosen. Peserta didik yang belajar secara visual akan menjadi lebih baik jiak dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon, gambar, dan gambaran mengenai suatu konsep pembahasan.
Peserta didik yang belajar secara visual ini, akan lebih baik jika mereka menciptakan peta gagasan, diagram, ikon dan gambar lainnya dengan kreasi mereka sendiri.

2.3.2 Gaya Mengajar
Pelaksanaan pembelajaran sangat ditunjang oleh keahlian pendidik dalam mengatur suasana kelasnya. Seringkali dalam proses penyampaian materi, pendidik langsung mengajar apa adanya. Ada pendidik yang tidak mau memikirkan cara menyampaikan materi pelajaran yang akan dibahasnya. Menyampaikan materi bukan hanya sekedar berbicara di depan kelas saja, tetapi suatu cara dan kemampuan untuk membawakan materi pelajaran menjadi suatu bentuk presentasi yang menarik, menyenangkan, mudah dipahami dan diingat oleh peserta didik. Dalam hal ini, komunikasi menjadi lebih penting. Dengan komunikasi seseorang bisa mengerti dengan apa yang dibicarakan.
Komunikasi yang efektif tidak berarti pasti dan harus dapat menjangkau 100%. Komunikasi yang efektif berarti mengerti dengan tanggung jawab dalam proses menyampaikan pemikiran, penjelasan, ide, pandangan dan informasi. Dalam komunikasi pembelajaran, sering dijumpai permasalahan, yaitu masalah mengerti dan tidak mengerti. Jika peserta didik tidak mengerti dengan apa yang disampaikan pendidik, maka tanggung jawab seorang pendidiklah untuk membuat mereka menjadi lebih mengerti.
Jika dulu pendidik dipandang sebagai sumber informasi utama, maka pada saat sekarang ini pandangan seperti itu perlu disingkirkan. Sumber-sumber informasi pada abad ini telah menimbulkan kelebihan informasi bagi setiap manusia di muka bumi ini. Informasi yang tersedia jauh lebih banyak dari yang dibutuhkan. Hal inilah yang menyebabkan peninjauan kembali terhadap gaya belajar masa kini.
Oleh karena itu peran utama seorang pendidik perlu diperbaharui. Peran pendidik seharusnya adalah sebagai fasilitator dan katalisator.
Peran guru sebagai fasilitator adalah menfasilitasi proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Dalam hal ini, peserta didik harus berperan aktif dan bertanggung jawab terhadap hasil pembelajaran. Karena sebagai fasilitator, maka posisi peserta didik dan pendidik adalah sama.
Sedangkan peran pendidik sebagai katalisator adalah dimana pendidik membantu anak-anak didik dalam menemukan kekuatan, talenta dan kelebihan mereka. Pendidik bergerak sebagai pembimbing yang membantu, mangarahkan dan mengembangkan aspek kepribadian, karakter emosi, serta aspek intelektual peserta didik. Pendidik sebagai katalisator juga berarti mampu menumbuhkan dan mengembangkan rasa cinta terhadap proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajran yang diinginkan dapat terjadi secara optimal.
Gaya mengajar seperti ini akan lebih bermanfaat dalam proses peningkatan mutu, kualitas, efektifitas dan efisiensi pendidikan.




























BAB IV
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Dalam usaha pemerataan pendidikan, diperlukan pengawasan yang serius oleh pemerintah. Pengawasan tidak hanya dalam bidang anggaran pendidikan, tetapi juga dalam bidang mutu, sarana dan prasarana pendidikan. Selain itu, perluasan kesempatan belajar pada jenjang pendidikan tinggi merupakan kebijaksanaan yang penting dalam usaha pemerataan pendidikan.
2. Pendidikan (dengan Bidang terkait) dalam usaha pengendalian laju pertumbuhan penduduk sangat diperlukan. Pelaksaaan program ini dapat ditingkatkan dengan mengakampanyekan program KB dengan sebaik-baiknya hingga pelosok negeri ini.
3. Pelaksanaan program belajar dan mengajar dengan inovasi baru perlu diterapkan. Hal ini dilakukan karena cara dan sistem pengajaran lama tidak dapat diterapkan lagi.
4. Sistem pendidikan Indonesia dapat berjalan dengan lancar jika kerja sama antara unsur-unsur pendidikan berlangsung secara harmonis. Pengawasan yang dilakukan pemerintah dan pihak-pihak pendidikan terhadap masalah anggaran pendidikan akan dapat menekan jumlah korupsi dana di dalam dunia pendidikan.
5. Peningkatan mutu pendidikan akan dapat terlaksana jika kemampuan dan profesionalisme pendidik dapat ditingkatkan.







3.2 Saran
Adapun saran-saran dalam makalah permasalahan pendidikan ini adalah sebagai berikut.
1. Perlu dilakukan perubahan yang lebih mengarah pada kurikulum berbasis kompetensi, serta lebih adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan Dan teknologi, serta kebutuhan masyarakat pada saat ini.
2. Perlunya ditingkatkan kualitas pendidik dalam usaha Peningkatan mutu pendidikan. Hal ini dapat dilakukan dengan meggunakan metoda baru dalam pelaksanaan pembelajaran.



























DAFTAR PUSTAKA
Tim penyusun,2005.Bahan AjarPengantar Pendidikan.Padang:UNP Padang
http//www.Google.Permasalahan Pendidikan.co.id



































MAKALAH

“PERMASALAHAN PENDIDIKAN”

Untuk Memenuhi Persyaratan Beasiswa










OLEH





OLEH


Media yulianton
03455/2008










JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2010